Home » Masyarakat Makin Menghargai Peran Wanita Indonesia

Masyarakat Makin Menghargai Peran Wanita Indonesia

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Perempuan

ESENSI.TV - JAKARTA

Masyarakat Indonesia kini semakin menghargai peran wanita. Di berbagai bidang stategis, peran wanita Indonesia semakin dipertimbangkan dan mampu bersaing dengan kaum pria.

“Sudah terlihat jelas bahwa pemahaman masyarakat kita semakin baik dan matang. Perempuan kita berperan penting dalam kehidupan masyarakat,” ujar Pemerhati Perempuan dan Pendidikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Upi Isabella Rea saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (07/05/2024).

Ia mengatakan, saat ini peran perempuan semakin dibutuhkan. Utamanya untuk mendidik putra-putri bangsa, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan dunia pekerjaan.

Bahkan, katanya, tidak sedikit kaum perempuan yang mampu mencapai tingkat pendidikan yang tinggi. Juga pada Kabinet pemerintahan Presiden Jokowi, kaum perempuan pun menempati posisi strategis.

Ia mengakui bahwa saat ini masih ada perilaku yang kurang tepat dilakukan terhadap perempuan. Namun secara umum kesetaraan gender antara pria dan wanita, semakin meningkat.

“Saya berharap, kaum perempuan terus berkarya sehingga mampu mendukung Pembangunan. Lebih dahulu melalui Pembangunan keluarganya.

IKG Meningkat

Hal senada diungkapkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia sebesar 0,447 pada 2023. Angka ini menurun 0,012 poin dibandingkan pada 2022 yang sebesar 0,459.

Perbaikan di semua dimensi menjadi faktor utama menurunnya Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Indonesia.

“Penurunan IKG Indonesia pada 2023 melanjutkan perbaikan yang telah dicapai sejak 2019. Nilai Indeks Ketimpangan Gender Indonesia adalah sebesar 0,447, turun 0,012 poin dibandingkan 2022,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat pembacaan Berita Resmi Statistik, di Jakarta, Senin (06/05/2024).

Meskipun penurunan sebesar 0,012 poin pada 2023 sedikit lebih kecil dibandingkan penurunan IKG pada 2020 yang sebesar 0,016 poin, namun selama lima tahun terakhir, IKG Indonesia secara konsisten mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Dari data ini, menurut Amalia menunjukkan bahwa kesetaraan gender di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejak 2018, IKG Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,010 poin per tahun sehingga totalnya mencapai 0,052 poin selama lima tahun terakhir.

“Penurunan IKG Indonesia 2023 dipengaruhi oleh perbaikan seluruh indikator pada ketiga dimensinya, khususnya dimensi pasar tenaga kerja,” kata Amalia.

Baca Juga  Pj Gubernur Sumut Optimis Dairi Bisa Jadi Lumbung Pangan

Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 53,41 persen pada 2022 menjadi 54,52 persen pada 2023, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki meningkat dari 83,87 persen pada 2022 menjadi 84,26 persen pada 2023.

Tiga Dimensi Pembentuk IKG

IKG Indonesia menunjukkan peningkatan yang konsisten pada ketiga dimensi pembentuknya.

Pertama, dimensi kesehatan reproduksi terdapat perbaikan bahwa risiko potensial kesehatan reproduksi perempuan di Indonesia telah berhasil diminimalkan.

Indikator dimensi kesehatan reproduksi pada 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2022. Pada 2023, MTF mencapai 0,126, sedikit menurun dibandingkan 2022 yang mencapai 0,140. MHPK20 mengalami penurunan sebesar 0,007 poin dari tahun sebelumnya menjadi 0,258.

MTF merupakan proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan. Sedangkan MHPK20 adalah proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun.

Selanjutnya pada dimensi pemberdayaan, pada 2023, jumlah anggota parlemen perempuan meningkat sebesar 0,40 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 22,14 persen. Sebaliknya, jumlah anggota parlemen laki-laki mengalami penurunan menjadi 77,86 persen.

Peran Makin Setara

Amalia menilai kondisi ini mencerminkan bahwa peran laki-laki dan perempuan dalam pengambilan kebijakan menjadi lebih setara dibandingkan sebelumnya.

Kemudian pada dimensi penyusun IKG yang terakhir yakni dimensi pasar tenaga kerja yang diwakili oleh indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) untuk kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan.

TPAK laki-laki mencapai 84,26 persen pada 2023, meningkat sebesar 0,39 persen poin dari tahun sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, TPAK perempuan meningkat 1,11 persen poin dari 53,41 persen pada 2022 menjadi 54,52 persen pada 2023.

Semakin tinggi peningkatan TPAK perempuan dibandingkan laki-laki menunjukkan bahwa peluang perempuan dan laki-laki untuk memasuki pasar kerja semakin setara.

Terlebih lagi, TPAK perempuan menunjukkan tren yang relatif moderat dibandingkan TPAK laki-laki yang cenderung lebih fluktuatif pada periode 2018-2023.

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life