Senin, 22 Desember 2025

Menkeu Soroti Migas Jadi Komoditas Strategis Instrumen Ketegangan Geopolitik

Photo Author
- Rabu, 20 September 2023 | 15:23 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mendorong PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk  menjadi problem solver dalam mengatasi tantangan kompleksitas pembiayaan infrastruktur. foto: dok
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mendorong PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk  menjadi problem solver dalam mengatasi tantangan kompleksitas pembiayaan infrastruktur. foto: dok

Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati, menyoroti pemakaian komoditas strategis minyak dan gas (migas) sebagai instrumen ketegangan geopolitik.

Migas, kata Sri Mulyani, saat ini tengah mendapatkan tekanan yang cukup besar. Di satu sisi, migas menjadi instrumen yang menyebabkan ketegangan geopolitik.

Di sisi lain, tegangan juga tengah menjadi perhatian utama para aktivis perubahan iklim.

“Anda terjepit di antara dua pergeseran dan persaingan global yang sangat kuat. Yaitu masalah geopolitik dan perubahan iklim. Indonesia adalah negara yang besar. Kita harus bisa merespon hal tersebut,” ungkap Menkeu.

Menkeu mengatakan itu dalam Acara The 4th International Convention on Indonesian Oil and Gas 2023 di Bali, Rabu (20/9/2023).

Sri Mulyani mengatakan, Indonesia memiliki potensi migas yang sangat besar. Karena itu, perlu respons yang tepat dan seimbang dalam menyikapi adanya perubahan kondisi geopolitik dan perubahan iklim.

Pemerintah pun akan terus memberikan berbagai dukungan untuk meningkatkan kinerja migas di Indonesia.

“Alat fiskal kita berupa insentif perpajakan di tingkat produsen, dalam bentuk subsidi kepada konsumen, serta perbaikan rezim. Ini merupakan bukti bahwa Indonesia akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki iklim investasi,” jelas Menkeu.

Ia juga menjelaskan upaya perbaikan iklim investasi melalui perbaikan data. Saat ini, pemerintah dan SKK Migas menyediakan lebih banyak data dan transparansi mengenai potensi sumber daya di Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga sedang merevisi beberapa peraturan dalam rangka memperbaiki dan adaptif bagi industri migas. Termasuk dengan mempertimbangkan teknologi baru seperti carbon capture untuk mencapai ketahanan energi.

Namun pada saat yang sama menyediakan energi yang lebih ramah lingkungan dan rendah emisi.

“Kami akan terus menyempurnakan skenario peta jalan karena kami juga memahami bahwa teknologi akan terus berubah,” pungkas Menkeu. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : [email protected]
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Radja H Napitupulu

Editor: Junita Ariani

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

UI: Berbahaya Jika Masyarakat Sipil Ragu Data BPS

Senin, 11 Agustus 2025 | 14:48 WIB

Potensi Ekonomi Garam Indonesia Capai Rp4,14 T

Kamis, 19 Desember 2024 | 17:30 WIB

Ekspor Juni 2024 Capai US$20,84 Miliar

Senin, 15 Juli 2024 | 20:23 WIB

Cadangan Devisa Juni 2024 Naik Rp19,7 Triliun

Jumat, 5 Juli 2024 | 14:48 WIB
X