Home » Nadiem Hadirkan Sekolah Adat Saat Hardiknas

Nadiem Hadirkan Sekolah Adat Saat Hardiknas

by Lala Lala
2 minutes read
Sekolah

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim untuk pertama kalinya menghadirkan anak-anak yang bersekolah di sekolah adat. Anak-anak itu dihadirkan pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di kantor Kemendikbudristek, Jakarta.

Sebanyak 21 anak dari tiga sekolah adat menjadi peserta upacara peringatan Hardiknas 2023. Mereka berasal dari sekolah adat di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur; Banyuwangi, Jawa Timur; dan Jambi.

Nadiem Anwar Makarim bersua kembali dengan Menalang, anak Rimba atau suku Anak Dalam dari Jambi setelah sebelumnya bertemu di Provinsi Jambi, pada September 2021.

Menalang dan temannya yang berasal dari Sekolah Adat Kedundung Muda dan Sungoi Terap di Jambi, sempat berinteraksi dengan Nadiem.

Menunjukkan Permainan Tradisional

Mereka menunjukkan permainan tradisional khas suku Anak Dalam, yaitu Pasung Rotan. Pasung Rotan merupakan permainan tradisional suku Anak Dalam di Jambi yang dimainkan dengan membuat berbagai simpul dengan menggunakan rotan dan tali rafia. Permainan ini bermanfaat untuk mengasah kreativitas anak.

Selain sekolah adat dari Jambi, anak-anak sekolah adat lain juga menunjukkan permainan tradisional dari daerahnya masing-masing.

Anak-anak dari Sekolah Adat Pesinauan Osing dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang menunjukkan keterampilan bermain egrang batok dan egrang bambu, sebuah permainan tradisional dari suku Osing Banyuwangi.

Sementara itu, anak-anak sekolah adat dari Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Sokola Sumba, menampilkan permainan Adu “Kajji” atau gasing tradisional dari suku Sumba, NTT.

Penampilan permainan tradisional dari anak-anak sekolah adat tersebut berkolaborasi dengan anak-anak peserta program KILA (Kita Cinta Lagu Anak Indonesia).

Persembahan lagu-lagu oleh KILA mengiringi permainan tradisional yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah adat.

Ini merupakan kesempatan perdana bagi anak-anak KILA maupun sekolah adat bergabung dalam barisan peserta upacara Hardiknas di Kantor Kemendikbudristek.

Semarak Budaya Nasional

Semarak budaya tampak kental dalam upacara peringatan Hardiknas 2023. Selain penampilan dari anak-anak sekolah adat dan KILA, hadir juga penampilan Tari Massal Ja’i Bajawa dan Gemu Famire oleh seniman NTT, Nyong Franco, dan teman-teman seniman lain dari Flores.

Baca Juga  Forecast 2024, Begini Nasib Ekonomi Indonesia Tahun Depan

Tari Massal Ja’i Bajawa merupakan tarian adat dari Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores, NTT.

Semarak budaya dan semangat gotong royong dalam peringatan Hardiknas 2023 terlihat dari hadirnya berbagai pertunjukan budaya dan partisipasi dari berbagai kalangan masyarakat.

“Mari kita jaga semangat ini untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan dengan Merdeka Belajar,” kata Nadiem.

Tentang Sekolah Adat

Kemendikbudristek terus berupaya memberikan layanan pendidikan kepada semua anak bangsa tanpa terkecuali, termasuk untuk anak-anak masyarakat adat.

Pendirian sekolah adat bertujuan untuk menyediakan sarana belajar budaya yang vital dan berkelanjutan. Sehingga menjadi tempat mengembangkan kemampuan dan kapasitas pelaku/pengelola pemajuan kebudayaan, baik perseorangan, lembaga, maupun organisasi kemasyarakatan di bidang kebudayaan.

Upaya ini merupakan wadah mengoptimalkan ruang-ruang publik menjadi ruang interaksi budaya.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi mengatakan, kehadiran perwakilan sekolah adat di upacara itu menjadi harapan terhadap adanya kesetaraan dan kesempatan yang sama.

Terutama bagi seluruh warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tidak terkecuali masyarakat adat.

“Pembelajaran yang dijalankan di sekolah adat sebagai salah satu pendidikan alternatif bagi masyarakat adat pada kenyataannya sejalan dengan prinsip Kurikulum Merdeka yang sudah luncurkan Kemendikbudristek sejak 3 tahun yang lalu,” katanya.

Data Kemendikbudristek tahun 2023 mencatat, jumlah sekolah adat yang telah dibina mencapai 118 sekolah adat, tersebar dari Sabang sampai Merauke.

“Dukungan yang sudah kami berikan bagi sekolah adat antara lain penyusunan kurikulum kontekstual bagi sekolah adat, bekerja sama dengan Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek,” ujarnya.

Proses Belajar yang Menyenangkan

Nadiem menambahkan, proses belajar yang menyenangkan dan memerdekakan akan melahirkan pembelajar sepanjang hayat.

Khususnya pembelajar dengan Profil Pelajar Pancasila, yang berujung pada lahirnya generasi baru SDM unggul yang siap membangun Indonesia.

“Berkat gotong royong yang semakin erat, gerakan Merdeka Belajar membawa kita semakin dekat dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara,” imbuh Nadiem.

 

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life