Internasional

Penurunan COVID-19 dan Rencana Kesiapsiagaan Jangka Panjang WHO

Anggota Komite WHO menyoroti tren penurunan kematian akibat COVID-19. Tidak hanya itu, terlihat juga penurunan pada kasus rawat inap dan perawatan intensif.  Sejalan dengan hal tersebut, komite WHO juga menyoroti tingkat kekebalan populasi terhadap COVID-19.

WHO mengumumkan penurunan tersebut pada Pertemuan ke-15 International Health Regulations (IHR) Emergency Committee mengenai COVID-19 belum lama ini.

Sejalan dengan tren penurunan tersebut, Komite WHO menyarankan peralihan menuju manajemen COVID-19 jangka panjang.

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyetujui bahwa COVID-19 menjadi masalah kesehatan yang mapan dan berkelanjutan. COVID-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC). Perkembangan ini perlu dilihat sebagai penghargaan atas koordinasi dan komitmen internasional terhadap kesehatan global.

Sebagai informasi, PHEIC didefinisikan oleh WHO sebagai kejadian luar biasa yang menjadi risiko kesehatan masyarakat ke negara lain. Risiko ini melalui penyebaran penyakit internasional. PHEIC merupakan tingkat tertinggi peringatan kesehatan masyarakat internasional. Peringatan PHEIC COVID-19 sendiri diumumkan pada 30 Januari 2020.

PHEIC COVID-19 telah mendorong negara-negara untuk meningkatkan kapasitas fungsional mereka.

Rencana Kesiapsiagaan COVID-19 2023-2025

Melalui Dr. Tedros, WHO mengumumkan publikasi Rencana Kesiapsiagaan dan Respons COVID-19 Strategis 2023-2025. Hal ini dirancang untuk memandu negara-negara dalam transisi ke manajemen COVID-19 jangka panjang. Dalam rencana ini diuraikan tindakan utama bagi negara-negara dalam lima bidang, yaitu pengawasan kolaboratif, perlindungan masyarakat, perawatan yang aman dan terukur, akses bantuan, dan koordinasi darurat.

Penurunan risiko terhadap kesehatan manusia disebut mengalami penurunan. Penurunan ini didorong oleh kekebalan tingkat populasi yang tinggi dari infeksi, vaksinasi, maupun keduanya. Faktor-faktor tersebut juga telah berkontribusi pada penurunan global yang signifikan terkait kematian akibat COVID-19, rawat inap, dan perawatan intensif.

Vaksinasi COVID-19 juga dibahas dalam rencana kesiapsiagaan tersebut. Disebutkan bahwa, WHO mengintegrasikan vaksinasi COVID-19 ke dalam program vaksinasi seumur hidup. Negara-negara harus mempertahankan upaya peningkatan cakupan vaksinasi COVID-19.

Varian COVID-19 saat ini disebut tengah berevolusi. Namun, varian yang beredar saat ini, nampak tidak menimbulkan peningkatan keparahan.

WHO memberikan pembaruan status vaksinasi global dan mempertimbangkan implikasi untuk potensi PHEIC. Secara global, 13,3 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan. 89% petugas kesehatan dan 82% orang dewasa berusia di atas 60 tahun telah menyelesaikan dosis awal.

 

Editor: Dimas Adi Putra

Addinda Zen

Recent Posts

Makna Kenaikan Yesus Kristus ke Surga Bagi Umat Kristen

Bagi umat Kristen, Hari Kenaikan Yesus Kristus ke surga memiliki makna yang sangat penting dan…

1 hour ago

Sinopsis Film Vina: Upaya Mendorong Penegakan Hukum Secara Benar

Film Vina: Sebelum 7 Hari memberikan nuansa positif atas upaya penegakan hukum secara benar. Film…

2 hours ago

Dorong Ekonomi Hijau, Kementerian Investasi Hibahkan Tiga Bus Listrik ke UGM

KEMENTERIAN Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menghibahkan tiga unit bus listrik kepada Universitas Gadjah Mada…

11 hours ago

Presiden Jokowi Restui Perpanjang Ekspor Tembaga Freeport

PEMERINTAH bakal memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI), setelah berakhir pada akhir…

12 hours ago

Dosen UGM Ini Kembangkan Alat Skrining Gizi Cegah Malnutrisi Pasien Rumah Sakit

Peneliti UGM kembangkan alat skrining gizi untuk pasien di rumah sakit, karena kondisi ini  masih…

12 hours ago

Kereta Whoosh Sediakan 28.000 Kursi per Hari Selama Libur Panjang

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyediakan 28.000 tempat duduk kereta cepat Whoosh setiap harinya…

13 hours ago