Home » Penurunan Ekonomi Global sebabkan Aktivitas Pabrik Korsel Melemah

Penurunan Ekonomi Global sebabkan Aktivitas Pabrik Korsel Melemah

by Junita Ariani
1 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Menurunnya perekonomian global ditambah mogoknya pengemudi truk lokal telah menyebabkan permintaan mengalami kemerosotan terburuk dalam 2,5 tahun terakhir.

“Hal ini membuat aktivitas pabrik di Korea Selatan (Korsel) melemah selama enam bulan berturut-turut,” kata Ekonom S&P Global Market Intelligence, Laura Denman.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) S&P Global untuk produsen Korsel, kata dia, menunjukkan angka penurunan menjadi 48,2, dibanding bulan lalu dari 49,0 pada November.

“Data itu turun lagi setelah dua bulan mengalami sedikit perbaikan dari level terendah lebih dari dua tahun di 47,3 yang dicapai pada September,” katanya dilansir dari antaranews.com, Senin (2/1/2023).

Tetapi tetap di bawah angka 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi selama enam bulan berturut-turut. Sementara sub-indeks menunjukkan penyusutan produksi selama delapan bulan berturut-turut.

Kemudian data pesanan baru mencatatkan penurunan selama enam bulan, sementara pesanan ekapor baru telah menyusut selama 10 bulan.

Baca Juga  Wow Hebat! Ekonomi Indonesia Dinilai Tangguh Hadapi Tekanan Global

Disebutkan, pesanan baru mencatatkan laju penurunan tercepat sejak Juni 2020, baik untuk keseluruhan pesanan maupun ekspor.

Sementara pembelian input dan tunggakan pekerjaan juga menurun dengan laju tercepat dalam waktu sekitar 2,5 tahun.

Di sisi lain, akibat pemogokan yang dilakukan pengemudi truk di Korea Selatan, telah membuat waktu pengiriman pemasok menjadi yang terburuk sejak Juni.

Data PMI Desember, lanjut Laura, memberikan bukti bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur Korsel terus berjuang menghadapi penurunan ekonomi global saat ini.

“Tingkat permintaan klien yang rendah, baik dalam skala domestik maupun internasional, merupakan pusat dari penurunan terbaru,” jelasnya.

Data juga menerangkan bahwa dari sisi inflasi, harga input naik pada laju paling lambat sejak Januari 2021. Sementara laju kenaikan harga output turun secara signifikan ke level terlemah.

“Hal ini beruntun selama 27 bulan,” terang Laura. *

 

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life