Ekonomi

Produk Impor Asal China Kian Banjiri Pasar Indonesia

Produk impor asal China semakin membanjiri pasar Indonesia. Selama Januari hingga April 2023, barang-barang asal Tiongkok menguasai 32,5 persen dari total impor Indonesia.

Angka ini meningkat dari 4 bulan pertama 2023 sebanyak 25,24 persen dari total produk yang dibeli dari negara lain.

Sementara itu, di urutan kedua untuk empat bulan pertama tahun 2023 ditempati oleh Jepang sebesar 8,88 persen dari total impor Indonesia, disusul Thailand 5,98 persen.

“Selama Januari–April 2023, impor non-migas dari China mencapai US$19.181, Jepang US$5.239,7 juta dan Thailand US$3.531,0 juta (5,98 persen),” tulis BPS dalam laman resminya, Senin (15/5/20230).

Sedangkan negara yang masuk dalam 10 besar penguasa produk impor di Indonesia, secara berurut adalah Amerika Serikat 4,91 persen.

Korea Selatan 5,42 persen, Australia 4,33 persen, Singapura 4,06 persen, India 3,60 persen, Malaysia 3,11 persen dan Taiwan 2,13 persen dari total produk impor di dalam negeri.

Impor April Menyusut 25,45%

Sementara itu, nilai impor Indonesia April 2023 mencapai US$15,35 miliar, turun 25,45 persen dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,32 persen dibandingkan April 2022.

Total nilai impor nonmigas dari 13 negara April 2023 mencapai US$9.722,2 juta atau turun US$4.128,3 juta (29,81 persen) dibandingkan Maret 2023.

Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya nilai impor dari beberapa negara utama, seperti Tiongkok US$1.540,7 juta (27,12 persen).

Thailand US$510,9 juta (45,44 persen) dan Jepang US$499,4 juta (33,61 persen).

Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, impor dari 13 negara utama selama Januari–
April 2023 turun US$3.873,9 juta (7,68 persen).

Penurunan nilai impor terutama berasal produk impor asal China menjadi US$1.716,2 juta atau turun 8,21 persen.

Disusul Singapura US$618,2 juta (20,50 persen) dan India US$478,6 juta (18,38 persen).

Kontribusi cukup tinggi juga berasal dari kelompok negara ASEAN US$9.970,2 juta (16,89 persen) dan Uni Eropa US$4.352,1 juta (7,37 persen).

Secara lebih rinci, perkembangan impor nonmigas dari 13 negara asal barang utama.

Nilai impor April 2023 mencapai US$15.347,7 juta. Turun US$5.240,4 juta (25,45 persen) dibandingkan Maret 2023.

Hal ini disebabkan oleh turunnya impor migas US$59,8 juta (1,98 persen) dan nonmigas US$5.180,6 juta (29,48 persen).

Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor seluruh komponen migas.

Yaitu minyak mentah US$33,9 juta (4,15 persen), hasil minyak US$7,6 juta (0,42 persen) dan gas US$18,3 juta (4,67 persen).*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkni

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Banjir yang Merendam 28 Kampung di Mahakam Ulu Kaltim Berangsur Surut

BANJIR yang melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sejak Senin (13/5) berangsur surut pada…

33 mins ago

Gunung Ibu di Halmahera Erupsi, Warga Tiga Desa Mengungsi

GUNUNG Ibu yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara erupsi pada Jumat, 17 Mei…

2 hours ago

Wahh… Ternyata Dunia Pendidikan pun Punya Kartel?

Dunia pendidikan saat ini sedang digemparkan dengan berbagai temuan perilaku akademisi. Disebutkan, ada akademisi asal…

4 hours ago

Manfaat Jalan Kaki Setiap Hari bagi Kesehatan Gen Z

Kesibukan Generasi Z saat ini semakin meningkat. Durasi pekerjaan atau aktivitas yang semakin tinggi pun…

5 hours ago

Tiga Nama Populer di Pilkada Jawa Tengah: Hendrar Prihadi, Sudaryono, dan Taj Yasin Maimoen

INDEKS Data Nasional (IDN) merilis hasil survei nama calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada Serentak…

6 hours ago

Udara Jakarta Masuk Peringkat-5 Dunia Kota Terpolusi

Udara Jakarta masuk peringkat ke-5 dunia sebagai kota yang paling polusi. Sejak hari ini, Jumat…

7 hours ago