Home » Setahun Perang, Sedikitnya 8.006 Warga Sipil Ukraina Tewas

Setahun Perang, Sedikitnya 8.006 Warga Sipil Ukraina Tewas

by Erna Sari Ulina Girsang
1 minutes read
Bakhmut Ukraina belum lama ini Foto Ukraine Now

ESENSI.TV - JAKARTA

Sejak mulai terjadi tanggal 24 Februari 2022 lalu, Perang Ukraina-Rusia menyebabkan sedikitnya 8.006 warga sipil Ukraina tewas dan 13.287 orang terluka.

Selain itu, banyak warga yang dilaporkan hilang dalam konflik di timur Ukraina. Sekitar 14 juta orang telah mengungsi dari rumah mereka.

Rumah dan fasilitas publik rusak dan hancur. Penduduk kekurangan listrik dan air selama musim dingin.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Türk mengatakan perang menyebabkan hampir 18 juta orang sangat membutuhkan bantuan.

“Angka-angka yang kami terbitkan hari ini, mengungkapkan kerugian dan penderitaan yang diderita orang-orang sejak serangan bersenjata Rusia dimulai pada 24 Februari tahun lalu,” jelas Volker, seperti dikutip dari laman resmi OHCHR, Rabu (22/2/2023).

Setiap hari, dia mengatakan terjadi pelanggaran hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter terus berlanjut.

Semakin sulit untuk menemukan jalan ke depan melalui penderitaan dan kehancuran yang meningkat, menuju perdamaian.

“Penderitaan yang saya lihat sendiri ketika saya mengunjungi Ukraina pada bulan Desember. Dan data kami hanyalah puncak gunung es. Korban sipil tak tertahankan,” sambungnya.

Baca Juga  Jokowi Dorong Penguatan Kolaborasi ASEAN-Jepang Hadapi Revolusi Industri 5.0

Korban Perang Tidak Kenal Usia

Dia mengatakan perang berdampak pada semua kalangan usia, mulai dari yang muda hingga lanjut usia.

“Para pelajar tidak dapat bersekolah dengan normal karena terhadap fasilitas pendidikan,” jelasnya.

Sementara itu, orang lanjut usia dan penyandang disabilitas menghadapi tantangan besar karena tidak dapat mencapai tempat perlindungan bom.

Mereka harus menghabiskan waktu lama di ruang bawah tanah dalam kondisi yang mempengaruhi kesehatan mereka.

Sebagian besar korban perang yang tinggal di daerah konflik adalah orang tua, yang seringkali enggan atau tidak dapat meninggalkan daerah berbahaya.

Data Kantor Hak Asasi Manusia PBB (United Nations High Commissioner for Human Rights/OHCHR) menunjukkan berdasarkan gender, sebanyak 61,1 persen korban sipil adalah laki-laki.

Sedangkan, sebanyak 39,9 persen perempuan. Korban dari anak-anak diperkirakan setidaknya mencapai 487 anak tewas dan 954 luka-luka.

Sekitar 90,3 persen korban sipil disebabkan oleh senjata peledak dengan efek area yang luas, termasuk peluru artileri, rudal jelajah dan balistik, serta serangan udara.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaterkini
#beritaviral

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life