Home » Surplus Neraca Perdagangan Mei 2023 Berlanjut, Nonmigas Surplus USD 2,26 Miliar

Surplus Neraca Perdagangan Mei 2023 Berlanjut, Nonmigas Surplus USD 2,26 Miliar

by Junita Ariani
3 minutes read
Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, Kemendag mempermudah ekspor ke Jepang dengan SKA Elektronik.

ESENSI.TV - JAKARTA

Neraca perdagangan bulan Mei 2023 kembali melanjutkan tren surplus senilai USD0,44 miliar. Surplus perdagangan ini terdiri atas surplus neraca nonmigas USD2,26 miliar dan defisit neraca migas USD1,82 miliar.

“Ini melanjutkan tren surplus sebelumnya yang terjadi sejak Mei 2020,” kata Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan.

Menurutnya tren positif neraca perdagangan Indonesia Mei 2023 terus berlanjut dalam tiga tahun terakhir.

“Momentum ini harus terus dijaga dan ditingkatkan,” kata Mendag dalam keterangan persnya, Jumat (16/6/2023).

Mendag menjelaskan, Amerika Serikat (AS) penyumbang surplus terbesar pada Mei 2023 dengan nilai mencapai USD0,95 miliar.

“Dua negara mitra dagang lainnya penyumbang terebesar yakni Filipina USD0,84 miliar dan India sebesar USD0,69 miliar,” papar Mendag.

Sementara negara mitra yang menghasilkan defisit perdagangan terbesar bagi Indonesia yakni Tiongkok dengan nilai USD0,99 miliar. Disusul Australia USD0,60 miliar, dan Singapura dengan nilai USD 0,53 miliar.

Secara kumulatif, kata Zulkifli Hasan, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Mei 2023 mengalami surplus USD16,48 miliar. Terdiri atas nonmigas surplus sebesar USD24,32 miliar serta defisit migas sebesar USD7,83 miliar.

Ekspor Mei 2023 Naik

Ekspor Indonesia pada Mei 2023 tercatat sebesar USD21,72 miliar. Naik 12,61 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM) dan tumbuh 0,96 persen dibanding Mei 2022 (YoY).

Kenaikan ekspor disebabkan meningkatnya ekspor migas sebesar 4,47 persen, maupun ekspor nonmigas sebesar 13,18 persen MoM.

Mendag Zulkifli Hasan menyebut, peningkatan ekspor Mei 2023 disebabkan antara lain oleh pola musiman pasca-Lebaran. Selain itu juga disebabkan peningkatan ekspor beberapa produk manufaktur Indonesia.

Seperti kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan mekanis, serta mesin dan perlengkapan elektrik.

“Ekspor kendaraan dan bagiannya pada 2022 merupakan yang tertinggi dalam satu dekade terakhir dan terus meningkat pada periode Januari-Mei 2023,” kata Mendag.

Mendag mengatakan, pada Mei ini, hampir seluruh sektor mengalami peningkatan ekspor secara bulanan (MoM). Kecuali sektor pertambangan yang mengalami kontraksi sebesar 7,18 persen.

Peningkatan ekspor tertinggi terjadi pada sektor pertanian naik sebesar 33,76 persen MoM. Diikuti sektor industri pengolahan (20,17 persen), dan sektor migas (4,48 persen).

Adapun produk ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan tertinggi pada Mei 2023 antara lain barang dari besi dan baja (HS 73) melonjak 95,02 persen.

Tembakau dan rokok (HS 24) naik 70,59 persen, kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 60,20 persen. Mesin dan peralatan mekanis (HS 84) naik 53,77 persen, serta pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) naik 45,91 persen MoM.

Sedangkan, produk utama ekspor nonmigas yang mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya diantaranya bahan kimia anorganik (HS 28) turun 37,66 persen.

Bijih, terak, dan abu logam (HS 26)turun 19,41 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) turun 13,65 persen. Besi dan baja (HS 72) turun 6,33 persen, serta bahan bakar mineral/batubara (HS 27) turun 4,39 persen.

Negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia pada Mei 2023 adalah Tiongkok dengan nilai ekspor mencapai USD4,78 miliar naik 3,41 persen MoM. Amerika Serikat dengan nilai USD 2,05 miliar (naik 30,23 persen), dan Jepang dengan nilai USD 1,77 miliar (naik 26,37 persen).

Sementara pasar utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang mengalami peningkatan terbesar pada Mei 2023 yakni Norwegia. Dengan peningkatan signifikan sebesar 9.041,71 persen.

Baca Juga  Kominfo Undang Investor Eropa Perkuat Skala Bisnis Startup

Diikuti Bulgaria (2.170,02 persen), Inggris (120,79 persen), Mesir (79,97 persen), dan Brasil (55,06 persen).

Sedangkan, pasar utama yang mengalami penurunan ekspor nonmigas pada Mei 2023 (MoM) antara lain, Bangladesh turun 34,24 persen. Diikuti Taiwan (-13,06 persen), Italia (-12,84 persen), Turki (-12,55 persen), dan Belanda (-5,19 persen).

Secara kumulatif, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, total ekspor pada periode Januari-Mei 2023 mencapai USD108,06 miliar. Turun 6,01 persen dibanding periode yang sama 2022 (YoY).

Penurunan ekspor disebabkan ekspor sektor nonmigas yang turun 6,69 persen sementara ekspor migas naik 5,71 persen.

“Penurunan ekspor pada periode tersebut disebabkan penurunan harga beberapa komoditas di pasar global. Hal ini terlihat dari volume ekspor Indonesia pada periode Januari-Mei 2023. Masih mengalami peningkatan sebesar 17,68 persen,”papar Mendag.

Impor Golongan Penggunaan Barang Naik

Dari sisi impor, pada Mei 2023 nilai impor Indonesia tercatat sebesar USD21,28 miliar. Nilai ini mengalami peningkatan 38,65 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM).

Peningkatan impor didorong peningkatan impor migas sebesar 6,09 dan nonmigas 46,42 persen. Ditinjau dari golongan penggunaan barang, kenaikan impor Indonesia Mei ini terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang.

Peningkatan tertinggi dialami impor barang modal naik 66,03 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Diikuti barang konsumsi (47,96 persen), dan bahan baku/penolong (31,98 persen).

Menurut Mendag Zulkifli Hasan, kenaikan impor barang modal yang signifikan disebabkan naiknya beberapa produk. Diantaranya perangkat lunak sistem pengoperasian, kendaraan vans, mesin mixing, dan mesin pompa air.

Sedangkan peningkatan terbesar pada impor bahan baku/penolong disebabkan naiknya impor besi dan baja, bijih besi dan konsentratnya. Kemudian, kapas, belerang, serta emas batangan.

Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, beberapa produk utama impor nonmigas yang mengalami peningkatan terbesar pada Mei 2023. Antara lain logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) naik 130,26 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM).

Bijih, terak, dan abu logam (HS 26) naik125,43 persen; kapas (HS 52) naik 113,97 persen. Produk Farmasi (HS 30) naik 85,85 persen, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 76,76 persen.

Sementara impor ampas dan sisa industri makanan (HS 23) menunjukkan penurunan terdalam pada Mei 2023 yaitu turun 9,15 persen (MoM). Diikuti pupuk (HS 31) turun 6,25 persen, serta gula dan kembang Gula (HS 17) turun 0,02 persen.

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi oleh Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Dengan total pangsa 47,07 persen dari total impor nonmigas Mei 2023.

Negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas terbesar pada Mei ini adalah Uni Emirat Arab yang naik 116,22 perse. Diikuti Swedia (112,07 persen), Oman (94,95 persen), Finlandia (74,20 persen), dan Italia (73,31 persen).

“Secara kumulatif, total impor periode Januari-Mei 2023 mencapai USD 91,58 miliar. Turun 3,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 (YoY). Penurunan impor ini disebabkan turunnya impor migas sebesar 8,70 persen dan impor nonmigas turun sebesar 2,81 persen,” tutup Mendag. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life