Home » Tasawuf dan Freudianism, Cara Mencari Kebahagiaan Sejati

Tasawuf dan Freudianism, Cara Mencari Kebahagiaan Sejati

by Nazarudin
2 minutes read
orang berdoa

ESENSI.TV -

Pengajar tasawuf terkemuka, Haidar Bagir, dalam karyanya yang menarik berjudul “Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan”, menyoroti aspek fundamental kebahagiaan dalam ajaran Islam.

Salah satu poin menarik yang dikemukakan adalah bahwa konsep kebahagiaan dalam Islam sejalan dengan prinsip-prinsip psikologi positif, bahkan mengungguli teori-teori Freudianisme.

Pengamatan ini menegaskan bahwa Islam tidak hanya memberikan perspektif spiritual tentang kebahagiaan, tetapi juga memiliki relevansi yang kuat dengan pandangan psikologis modern.

Dalam Islam, diyakini bahwa manusia memiliki potensi untuk meraih kebahagiaan, dan tugas psikologi adalah membantu mengaktifkan potensi tersebut.

Salah satu poin utama dalam ajaran Islam adalah tentang kasih sayang Allah SWT. Kebahagiaan dipahami dalam konteks kesiapan atau kesediaan untuk menerima kebahagiaan, yang merupakan bagian dari kepatuhan terhadap kehendak Ilahi.

Ini menekankan bahwa untuk meraih kebahagiaan, manusia harus mempersiapkan diri dan memiliki sikap mental yang positif, serta memperkuat prasangka baik terhadap sesama manusia dan penciptanya.

Keyakinan bahwa kehidupan ini adalah rahmat dari Allah SWT, yang diilhami oleh kasih sayang-Nya kepada makhluk-Nya, menjadi landasan utama.

Dalam perspektif positif, kehidupan ini dipandang sebagai manifestasi dari kebaikan Allah, di mana setiap kesulitan atau cobaan dianggap sebagai jalan menuju kebaikan yang lebih besar.

Dalam Islam, doa memiliki peran penting sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan. Doa adalah ekspresi dari iman yang tulus, dan dianggap sebagai senjata bagi orang-orang beriman.

Baca Juga  Sepi, Ratusan Anggota Dewan Mangkir Rapat Paripurna DPR

Doa agar mendapatkan kebahagiaan ini bersumber dari Alquran Surat Al Baqarah ayat 201. Doa ini dikenal dengan nama doa sapu jagad. Berikut lafaznya:

رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Robbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qinaa adzabannar.”

Yang artinya, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah SWT mendengar doa hamba-Nya dan akan mengabulkan mereka yang berdoa dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan.

Namun, penting untuk diingat bahwa dalam Islam, doa haruslah ditujukan hanya kepada Allah SWT, karena hanya Dia yang memiliki kuasa untuk mengabulkan doa.

Prinsip ini menekankan pentingnya tawakal (mengandalkan diri sepenuhnya kepada Allah) dan menjauhkan diri dari kesyirikan (menyekutukan Allah dengan yang lain).

Dengan demikian, keselarasan antara ajaran Islam dan prinsip-prinsip psikologi positif membawa pandangan yang menyeluruh tentang kebahagiaan.

Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam, serta memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi positif, manusia dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupan mereka, baik di dunia maupun di akhirat.

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life