Home » Tinjau Pasar Bandarjo, Mendag Ungkap Penyebab Harga Daging Ayam dan Telur Masih Tinggi

Tinjau Pasar Bandarjo, Mendag Ungkap Penyebab Harga Daging Ayam dan Telur Masih Tinggi

by Junita Ariani
1 minutes read
Harga daging ayam dan telur

ESENSI.TV - SEMARANG

Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengimbau masyarakat berbelanja ke pasar rakyat. Selain harganya lebih ekonomis, belanja di pasar rakyat juga membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Mari ibu-ibu, harga bapok yang paling bagus itu di pasar rakyat atau pasar tradisional. Selain ekonomis, kita juga bisa membantu pedagang-pedagang kecil dan para pedagang UMKM di pasar rakyat,” kata Mendag.

Zulkifli Hasan mengatakan itu saat meninjau Pasar Bandarjo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/6/2023).

Berdasarkan hasil pantauan di Pasar Bandarjo, harga kebutuhan bahan pangan pokok (bapok) menurut Mendag, cenderung stabil. Kecuali daging ayam dan telur yang masih tinggi.

Sedangkan untuk beras medium menurut Mendag tercatat Rp12.000/kg, Gula pasir Rp14.000/kg, minyak goreng curah Rp14.400/liter. Minyak goreng Minyakita Rp14.000 sampai Rp16.000/liter, minyak goreng kemasan premium Rp19.000/liter. Daging sapi Rp130.000/kg, daging ayam ras Rp39.000/kg.

Berikutnya, telur ayam ras Rp29.000/kg, bawang merah Rp40.000/kg, tepung terigu Rp12.000/kg, cabai merah keriting Rp35.000/kg.

Baca Juga  Reformasi Perizinan Kegiatan Usaha oleh Pemerintah

Cabai merah besar Rp40.000/kg, cabai rawit merah Rp25.000/kg, bawang putih kating Rp35.000/kg, serta bawang putih honan Rp35.000/kg.

“Harga daging ayam ras yang berkisar Rp39.000/kg-Rp40.000/kg memang agak tinggi sedikit. Karena standar harganya Rp38.000/kg,” ujar Mendag.

Selain itu, kata dia, harga telur yang berkisar Rp29.000/kg-Rp30.000/kg juga agak tinggi dari harga eceran tertinggi sebesar Rp28.000/kg.

Sedangkan harga bapok lainnya seperti cabai dan bawang putih menurut Zulkifli Hasan sudah di bawah. Menurutnya, kenaikan harga daging ayam ras dan telur disebabkan kurangnya pasokan.

Mendag menjelaskan, pada Tahun Baru, Natal, dan Lebaran 2022 lalu, harga ayam terlalu murah Rp33.000/kg. Hal itu membuat pedagang merugi.

Kalau pedagang rugi, sebelum ayam tumbuh besar sudah dicutting atau dipotong. Akhirnya sekarang terasa agak kurang stoknya.

“Jika stok kurang, maka harganya naik. Mudah-mudahan dalam jangka waktu 2-3 minggu ke depan, sudah bisa normal kembali,”pungkasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life