Home » Rupiah Mulai Stabil di Level Kenormalan Baru Sekitar 16.200/USD

Rupiah Mulai Stabil di Level Kenormalan Baru Sekitar 16.200/USD

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Ilustrasi Rupiah. Foto: Robert Lens: https://www.pexels.com/photo/indonesian-rupiah-in-close-up-photography-9914134/

ESENSI.TV - JAKARTA

Dalam beberapa hari terakhir, Rupiah mulai stabil di level kenormalan baru yaitu sekitar IDR16.200/USD. Hal itu seiring dengan sentiment ‘high-for-longer’ yang sudah mulai termaterialisasi. Dan belum adanya eskalasi lebih lanjut dari konflik di Timur Tengah.

Teuku Riefky, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, mengatakan Bank Indonesia juga memiliki beberapa alternatif kebijakan yang dapat dioptimalisasi dengan dukungan cadangan devisa yang memadai.

“Di sisi lain, menaikkan suku bunga akan meningkatkan biaya pinjaman dan berdampak negatif terhadap sektor riil,” jelasnya, dalam Macroeconomic Analysis Series BI Board of Governor Meeting April 2024.

Sehingga, peningkatan BI Rate dapat dipertimbangkan sebagai opsi terakhir menimbang potensi risiko domestik yang akan muncul.

Menimbang berbagai hal tersebut, kami berpandangan BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,00% saat ini.

Data terakhir cadangan devisa hanya tersedia hingga Maret 2024.Sehingga tidak terlalu menggambarkan dampak dari perkembangan terkini di pasar keuangan global.

Cadangan Devisa

Terlepas dari itu, cadangan devisa menurun sebesar USD3,6 miliar dari USD114,0 miliar di Februari 2024 ke USD140,4 miliar di Maret 2024. Hal itu didorong oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valuta asing korporasi. Dan juga kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian kondisi keuangan global.

Baca Juga  BI Luncurkan Instrumen Devisa Hasil Ekspor Untuk Naikkan Cadangan Valas

Namun, tingkat cadangan devisa masih terhitung tinggi.

Besaran cadangan devisa saat ini setara dengan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor.

Kondisi cadangan devisa saat ini memberikan BI ruang yang cukup untuk melakukan intervensi dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah. Di tengah tekanan besar terhadap mata uang domestik, Indonesia berada dalam tekanan nilai tukar yang masif. Dan mengalami arus modal keluar yang signifikan dalam dua minggu terakhir.

Walaupun terdapat ruang untuk kenaikan suku bunga acuan, keputusan menaikkan BI Rate nampaknya bukanlah langkah ideal yang perlu diambil saat ini.

Intervensi yang dilakukan BI dalam seminggu terakhir mampu menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun, karena besarnya tekanan eksternal, berbagai intervensi ini ‘hanya’ mampu menstabilkan Rupiah di kisaran IDR16.200/USD.

Rupiah sejauh ini terdepresiasi sekitar 2,98% (m.t.m) atau 5,5% (y.t.d) terhadap USD, tercatat sebagai salah satu mata uang dengan performa terburuk dibandingkan negara peers dan hanya lebih baik dari Lira Brazil dalam satu bulan terakhir.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life