Humaniora

UPT Barantin Belawan Fasilitasi Pengiriman Babi ke Kalbar

Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Indonesia atau UPT Barantin Belawan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 1.000 ekor babi.

Pemeriksaan babi asal Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini untuk menjamin kesehatan hewan ternak tersebut sebelum dipasarkan.

“Setelah babi dinyatakan sehat, sertifikat pelepasan diterbitkan untuk pengiriman babi tujuan Singkawang Kalimantan Barat (Kalbar),” kata Kepala UPT Barantin Belawan, Lenny Hartati Harahap.

Dikatakannya, hingga September 2023, Barantin Belawan telah lakukan fasilitasi pengiriman babi asal Sumut sebanyak 2 kali dengan total 2.000 ekor.

“Semuanya telah dijamin kesehatannya,” kata Lenny melalui keterangan tertulisnya yang dkterima Sabtu, (30/9/2023) di Medan.

Menurut Lenny, perkiraan nilai ekonomi dari penjualan babi tersebut berkisar Rp7,7 miliar ini.

“Diawal Oktober nanti juga akan ada jadwal pengiriman sebanyak 1.000 ekor babi lagi,” sebut Lenny.

Sebelum dilalulintaskan, lanjut Lenny, media pembawa yaitu babi ini telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Seperti surat rekomendasi pemasukan dari daerah tujuan, sertifikat veteriner, bebas PMK (Penyakit mulut dan Kuku).

Kemudian, bebas penyakit ASF (African Swine Fever), dan CSF/hog Cholera serta memiliki hasil pemeriksaan laboratorium.

Menurut Lenny, karena aktivitas lalulintas babi rutin dilakukan maka monitoring evaluasi tindakan karantina hewan dilakukan di IKH (Instalasi Karantina Hewan) perusahaan. Yakni, milik PT Allegrindo Nusantara.

Lenny menambahkan standar biosecurity yang diberlakukan PT Allegrindo sudah memenuhi protokol kesehatan. Tamu atau petugas yang akan masuk ke kandang harus melalui protokol yang khusus.

Yaitu mencuci tangan dengan sabun, mengganti pakaian dan sepatu khusus ke kandang, serta melewati area khusus penyemprotan disinfektan menuju kandang.

“Standar biosecurity ini merupakan salah satu cara mengurangi potogen (penyebab penyakit dan virus) pada hewan agar tidak tertular,” tambahnya.

Pendampingan terhadap penerapan standar biosecurity dapat membantu menjaga kualitas kesehatan daging babi. Sehingga masyarakat mendapat jaminan memperoleh daging yang sehat dan aman saat dikonsumsi. Sehingga pengiriman dapat terus berlanjut. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Radja H Napitupulu

Junita Ariani

Recent Posts

Kiat Sukses Kampus Swasta Raih Kembali Kepercayaan Masyarakat

KAMPUS  swasta kini mengalami tantangan yang tak bisa dianggap remeh. Mereka perlu berjuang keras untuk…

40 mins ago

Kemenag: Informasi Zakat Harus User Friendly

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia meminta kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk memberikan informasi…

47 mins ago

Realisasi Motor Listrik dan Kebutuhannya di Indonesia

Motor listrik adalah kendaraan roda dua yang menggunakan motor listrik dan baterai yang dapat diisi…

2 hours ago

Ganda Campuran Indonesia Lolos ke Perempat Final Malaysia Masters 2024

Ganda campuran Indonesia Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati berhasil mengalahkan pasangan Denmark Mads Vestergaard/Christine Busch…

3 hours ago

Minuman Matcha Itu Apa Yaa?

Matcha adalah teh hijau Jepang yang terbuat dari daun teh berkualitas tinggi. Daun teh ini…

4 hours ago

Bagaimana Sih Cara Kerja Kamera?

Sobat Esensi, seperti yang kita tahu, kamera adalah sebuah perangkat yang ada di mana-mana sekarang…

6 hours ago