Categories: Nasional

Kemenag: Informasi Zakat Harus User Friendly

Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia meminta kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk memberikan informasi akurat tentang zakat.

Pemberian informasi dapat menggunakan teknologi dengan seluruh platform media sosial di dalamnya.

“Informasi itu kan penting, sehingga masyarakat tahu. Kemudian Muzzaki juga tahu. Zakat yang diberikan itu untuk siapa,” ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) Kemenag, Prof Dr Waryono Abdul Ghafur dalam diskusi dengan media, di Jakarta, Kamis (23/05/2024).

Ia mengatakan, upaya pemberdayaan zakat dan wakaf dilakukan dengan fokus pada 3 aspek. Yaitu, inovasi teknologi, platform digital, serta aksesibilitas dan informasi.

Optimalisasi Digital

Terkait platform digital, Prof Waryono mengatakan, Kemenag saat ini tengah mengarahkan diri untuk optimalisasi penggunaan digitalisasi.

“Kita sekarang ini, menurut saya harus mengarah kesana. Meskipun untuk kesana kan high cost. Tapi saya buat ini secara bertahap,” ungkap dia.

Ia menambahkan, dengan semuanya digital maka proses penyiapan platform-nya sudah dilakukan sejak awal. Dengan demikian, setiap Muzzaki atau orang yang menunaikan zakat, dapat membayar zakat dimana saja.

“Jadi kedepan itu, kita sudah menyiapkan platform-nya, sehingga kemudian orang mudah mendapatkan informasi zakat. Dan bisa membayar zakat dimanapun. Intinya, harus user friendly,” terang Prof Waryono.

Selain itu, lanjut dia, pembayaran zakat juga dapat dilakukan dengan menggunakan seluruh platform perbankan di Indonesia.

“Akan menggunakan semua platform perbankan, karena kita sudah punya kerjasama dengan bank,” imbuh dia.

Potensi Zakat di Indonesia

Sebelumnya, Kemenag memperkirakan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp327 triliun pertahun. Bahkan potensi zakat ini masih sangat mungkin ditingkatkan.

Apalagi saat ini sudah ada 512 Badan Amil Zakat. Kemudian 49.132 Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Dan sebanyak 145 Lembaga Zakat dan 10.124 amil.

Saat ini, tercatat ada kurang lebih 10,7 juta mustahik di Indonesia dengan potensi zakat mencapai Rp327 triliun.

“Dengan informasi yang user friendly, kami optimistis Muzzaki akan lebih mudah memberikan zakatnya. Jadi kapan saja mereka bisa memberikan zakatnya lewat berbagai platform yang mudah digunakan,” tutup Prof Waryono.

Ia melanjutkan, proses pembuatan informasi zakat secara user friendly perlu didukung oleh seluruh pemda agar target zakat terwujud optimal.

Raja H. Napitupulu

Recent Posts

Dukung Penjual Kopi Keliling, Kapal Api Group Sumbang 1M

Kapal Api Group telah mengumumkan komitmennya untuk mendukung para pedagang kopi keliling dengan menyumbangkan dana…

6 hours ago

ISEI Fasilitasi Sosialisasi LPS – Industri Asuransi

Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memfasilitasi upaya sosialisasi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan…

7 hours ago

Barisan Muda Kosgoro Agendakan Solidarity Sport Festival 2024 Pasca PON Sumut-Aceh

Barisan Muda Kosgoro 1957 (BMK 57) mengagendakan Solidarity Sport Festival (SSF) 2024 setelah perhelatan Pekan…

7 hours ago

Survey: 45% Orang Tua Rela Mengutang demi Disneyland

Berdasarkan sebuah survei terbaru oleh Lending Tree, sebanyak 45% orang tua rela berutang demi membawa…

8 hours ago

Kemenpora adakan Kejuaraan Antar Kampung

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kembali menggelar Kejuaraan Antar Kampung (Tarkam) 2024 sebagai upaya mendorong…

10 hours ago

Taman Safari Buka Suara: Kuda Nil diberi Makan Plastik

Mengutip dari akun instagram @indozone.id, Taman Safari Indonesia (TSI) di Puncak Bogor baru-baru ini mendapat…

12 hours ago