Wisata

Waw… Hingga Juni 2023 Potensi Perputaran Uang di Kota Yogyakarta Rp3,42 T

Hingga Juni 2023 potensi perputaran uang di Kota Yogyakarta, diperkirakan mencapai Rp3,42 triliun. Angka ini didapat dari data tren kunjungan pariwisata di Kota Yogyakarta hingga akhir Mei 2023, mencapai 1.627.000 jiwa.

Sementara itu, rata-rata wisatawan mengeluarkan dana hingga Rp2,1 juta selama berada di Kota Yogyakarta. Sedangkan lama tinggal wisatawan atau length of stay menyentuh 1,8 hari.

Hingga akhir 2023, Pemerintah Kota Yogyakarta mematok angka kunjungan 1,8 juta wisatawan. Karena itu, terus diupayakan agar terjadi peningkatan pada lama tinggal, dan tingkat belanja para wisatawan. Jika target kunjungan 1,8 juta wisatawan tercapai, maka perputaran uang di Kota Yogyakarta mencapai Rp3,78 triliun.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan, selain mengejar target kunjungan, pihaknya juga akan meningkatkan kualitas wisatawan yang singgah.

“Selain dari angka kunjungan, harus dilihat dari sisi kualitasnya juga. Length of stay, kemudian spending wisatawan, itu harus digenjot terus,” ujar dia, di Yogyakarta, Jumat (30/6/2023).

Progres Cukup Signifikan

Data Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mencatat, jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan menunjukkan progres cukup signifikan sepanjang tahun 2023.

“Itu yang harus digenjot terus. Kalau terkait tingkat kunjungan, kami sangat optimis. Karena sekarang ini masuk libur anak sekolah dan masa wisawatawan mancanegara, terutama dari Eropa,” jelas Singgih.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko meyakini target 1,8 juta kunjungan wisatawan ke Yogyakarta segera dinaikkan.

“Tahunnya belum selesai, namun kita sudah hampir mencapai target. Harusnya ada kenaikan (target) biar kita tidak terjebak di zona nyaman,” tandasnya.

Mobilitas Warga Semakin Leluasa

Pasca pencabutan status pandemi Covid-19 oleh Presiden Joko Widodo, semakin meningkatkan mobilitas masyarakat pada beberapa daerah, termasuk Kota Yogyakarta.

Bahkan, pemerintah pusat pun beberapa kali menetapkan perpanjangan cuti bersama, dengan tujuan untuk menggerakkan perekonomian dan pariwisata.

“Jadi, yang menentukan target bukan dari kami saja, harus disesuaikan dengan situasi pasar yang membaik. Tapi, jika ditingkatkan pun kami optimis, ya, apalagi WHO sudah menetapkan status endemi,” tutup Wahyu.

 

Editor: Addinda Zen

Lala Lala

Recent Posts

Wuihh… Mahasiswa UI Diganjar Beasiswa Keren

Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) diganjar beasiswa dari berbagai instansi dan perusahaan top. Tentunya syarat yang…

37 mins ago

Kamu Penganut Vegan? Coba Nih Hasil Riset Dosen UGM

Hai… Hai… Bagi kamu penganut Vegan yang ada di Indonesia, kini hadir produk baru hasil…

2 hours ago

Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner, di Mana Lokasinya?

Wilayah Indonesia yang tersebar luas dari Barat ke Timur, dari Sabang sampai Merauke, memiliki tempat…

4 hours ago

Pemerhati: Kemen PPPA Harus Jalankan Semua Opsi Lindungi Anak dan Perempuan

Pemerhati Pendidikan dan Anak dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Upi Isabella Rea mendorong Kementerian…

5 hours ago

Kemen PPPA Pastikan Kawal Kasus Kekerasan Seksual Mahasiswi UPN Veteran – Yogyakarta

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) memastikan akan terus mengawal dugaan kasus kekerasan seksual…

6 hours ago

Menlu RI-PNG Ciptakan Sejarah Kunjungi Proyek SD Bersama

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menlu Papua Nugini Justin Tkatchenko mengunjungi Sekolah Dasar…

10 hours ago