Home » 4 Jurus Jitu Memilih Saham Terbaik Untuk Investor Pemula

4 Jurus Jitu Memilih Saham Terbaik Untuk Investor Pemula

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi investasi di pasar saham. Foto: Image by rawpixel.com on Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Bukan anak zaman now namanya kalau nggak pengen berinvestasi di pasar saham. Soalnya, memiliki saham di perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia, bukan sekedar menabung untuk diri sendiri.

Namun, dengan menamkan modal di perusahaan, terutama perusahaan nasional, kamu ikut menggerakkan perekonomian karena perusahaan itu mendapatkan tambahan modal. Keren kan?

Di sisi lain, memang ada risikonya. Untuk itu, kamu perlu meningkatkan pemahaman soal bursa saham alias stock market.

Nah, sebagai gambaran ini ada 4 jurus jitu memilih saham terbaik untuk investor pemula, menurut penulis pasar saham Arthur Pinkasovitch, seperti dilansir dari investopedia, Jumat (15/9/2023).

1. Pelajari Harga Saham, Murah atau Mahal

Jadi pelajari harga saham itu, apakah murah atau mahal. Saham yang harganya Rp10 ribu tidak selalu berarti lebih mahal dibandingkan harga saham Rp5 ribu per unit.

Tergantung berapa potensi keuntungan yang bakal kamu peroleh dari dividen yang bisa dihasilkan dari saham itu. Jadi kalau kamu, akhirnya memutuskan untuk mulai berinvestasi, kamu  harus telah mengetahui bahwa rasio P/E yang rendah umumnya lebih baik daripada rasio P/E yang tinggi.

Bahwa perusahaan dengan banyak kas di neracanya lebih unggul daripada perusahaan yang dibebani utang dan rekomendasi analis harus selalu diambil.

2. Pilih Industri yang Menarik Buatmu

Tahukah kamu bahwa aturan utama investor cerdas adalah portofolio harus terdiversifikasi ke berbagai sektor.

Diversifikasi saham cukup mencakup dasar-dasarnya, sebelum kamu mempelajari konsep analisis teknis yang lebih rumit atau belum.

Tapi tunggu! dengan puluhan ribu saham yang dapat dipilih, bagaimana cara kamu memilih beberapa saham yang layak dibeli?

Apapun saran beberapa ahli, tidak mungkin menyisir setiap neraca untuk mengidentifikasi perusahaan yang memiliki posisi utang bersih yang menguntungkan dan meningkatkan margin bersihnya.

Jadi pilihlah  industri yang menarik minat kamu dan dan jelajahi berita, serta tren yang mendorongnya dari hari ke hari.

Baca Juga  Menhan Serahkan Bantuan Sepeda Motor pada Prajurit Babinsa di Solo

Identifikasi perusahaan atau beberapa perusahaan yang memimpin industri dan fokus pada angka-angkanya.

Perhatikan bahwa pemilihan saham sebagai sebuah strategi sering kali berkinerja buruk dalam pengindeksan pasif, terutama dalam jangka waktu yang lebih lama.

3. Tentukan Tujuan Investasi

Langkah pertama dalam memilih investasi adalah menentukan tujuan portofolio kamu.

Tujuan setiap orang berinvestasi adalah untuk menghasilkan uang, tetapi investor mungkin fokus untuk menghasilkan tambahan pendapatan selama masa pensiun, mempertahankan kekayaannya atau pada apresiasi modal.

Salah satu dari jenis investor ini mungkin menggunakan kombinasi strategi di atas.

Faktanya, itulah salah satu motif utama diversifikasi. Seorang investor konservatif dapat mencurahkan sebagian kecil portofolionya untuk saham-saham yang sedang berkembang.

Investor yang lebih agresif harus mengalokasikan persentase untuk saham-saham blue-chip yang solid untuk mengimbangi kerugian apa pun.

4. Temukan Perusahaannya

Memutuskan saham di  industri apa yang kamu beli  adalah bagian yang mudah. Mencari tahu saham mana yang harus dipilih menjadi rumit karena risiko salah pilih besar.

Mengikuti jejak investor institusional adalah sebuah pilihan yang cukup aman, tetapi kamu harus tahu bahwa mereka cenderung mengandalkan saham-saham blue-chip yang aman yang mungkin memberikan atau tidak memberikan keuntungan terbaik.

Sangat penting untuk mengikuti berita dan opini pasar. Membaca berita keuangan dan mengikuti blog industri oleh penulis yang pandangannya menarik minat Anda adalah salah satu bentuk penelitian pasif.

Artikel berita atau postingan blog dapat menjadi dasar tesis investasi.

Argumen yang mendasarinya bisa berupa pengamatan yang masuk akal. Misalnya, kamu mungkin memperhatikan bahwa negara-negara emerging market memproduksi kelas menengah baru yang terdiri dari masyarakat yang menginginkan lebih banyak variasi barang konsumsi.

Akibatnya akan terjadi lonjakan permintaan terhadap produk dan komoditas tertentu. Serta isu lain. Biasanya sih nggak jauh-jauh dari hukum supplay demand.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Napitupulu

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life