Home » Airlangga Paparkan Lima Isu Strategis Dorong Penyelesaian IEU-CEPA

Airlangga Paparkan Lima Isu Strategis Dorong Penyelesaian IEU-CEPA

by Junita Ariani
1 minutes read
Presiden Jokowi memimpin ratas yang membahas mengenai implementasi Undang-Undang Antideforestrasi Eropa atau European Union Deforestation-Free Regulations (EUDR),

ESENSI.TV - JAKARTA

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas (ratas), Kamis (13/07/2023), di Istana Merdeka Jakarta. Ratas mengenai penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan ada lima isu strategis yang harus segera dituntaskan. Sehingga perundingan IEU-CEPA dapat selesai pada akhir tahun ini.

“Diharapkan kalau lima isu ini bisa selesai, di akhir tahun ini EU CEPA bisa diselesaikan. Tinggal satu perundingan lagi,” kata Airlangga dalam keterangan pers usai ratas.

Adapun lima isu strategis dimaksuda, menurut Airlangga, pertama adalah terkait pengadaan pemerintah atau government procurement. Uni Eropa meminta agar pembelian pemerintah tersebut dilakukan secara terbuka.

“Indonesia mengusulkan bahwa kita akan menyiapkan positive list. Mana barang-barang yang kita bisa berikan untuk akses dari pada internasional,” ujarnya.

Isu kedua, terkait dengan badan usaha milik negara (BUMN) atau state-owned enterprise.

Menko Perekonomian menuturkan, Uni Eropa mengharapkan tidak ada diskriminasi dalam kerja sama dengan BUMN Indonesia yang tidak mendapatkan penugasan khusus.

Baca Juga  Bursa Karbon Diluncurkan, Pertamina Siap Jadi Pemimpin Pasar

“Untuk yang bersifat komersial, berdasarkan business to business, nah ini sedang dalam perundingan juga. Jadi artinya kita memberikan akses kepada BUMN yang sifatnya komersial,” ujarnya.

Ketiga, terkait bea keluar. Menurut Airlangga, Indonesia tetap mengembangkan industri dalam negeri, sehingga tidak akan melepaskan bea keluar.

Keempat mengenai standardisasi produk berwawasan lingkungan. Ia mengatakan bahwa Indonesia meminta Eropa membuka pasar lebih besar dalam hal tersebut.

“Indonesia menekankan bahwa pentingnya standardisasi seperti untuk furnitur SVLK, untuk kelapa sawit ISPO atau RSPO,” kata Airlangga.

Terakhir mengenai isu strategis terkait penyelesaian perselisihan investasi. Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia mendorong agar penyelesaian perselisihan tersebut mengacu pada The International Centre of Settlement of Investment Disputes (ICSID).

“Jadi kita tetap berkeras bahwa penyelesaian berbasis ICSID itu yang paling tepat untuk kita,”tegasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life