Home » Banyak Uang Diperlukan, Menteri ESDM Undang Investor Dukung Transisi Energi dan NZE

Banyak Uang Diperlukan, Menteri ESDM Undang Investor Dukung Transisi Energi dan NZE

by Junita Ariani
2 minutes read
Menteri ESDM

ESENSI.TV - JAKARTA

DAVOS Indonesia menargetkan net zerro emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Sejauh ini pemerintah Indonesia telah menetatpkan pembatasan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius, sedapat mungkin 1,5 derajat Celcius, dibandingkan dengan tingkat sebelum masa industri, sesuai dengan Paris Agreement.

“Angka ini kelihatannya kecil, tapi ini dapat menciptakan transformasi secara masif, seperti revolusi industri dan inovasi teknologi yang mendatangkan momentum bagi pertumbuhan ekonomi,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu, 18 Januari 2023.

Menteri Arifin menghadiri Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum/WEF) 2023 yang digelar di Davos, Swiss pada Selasa (17/1/2023) waktu setempat.

Kemampuan setiap negara berbeda untuk mencapai target yang ditetapkan, namun Arifin menegaskan bahwa komitmen Pemerintah Indonesia tetap sama.

“Komitmen kami, pemerintah Indonesia, tetap sama. Kita menyadari bahwa kemampuan setiap negara untuk mencapai target yang ditetapkan di Paris Agreement berbeda-beda, bergantung kepada situasi masing-masing negara dan ketersediaan potensi sumberdaya di negara itu. Itu sebabnya, jalan yang ditempuh akan berbeda pula, mempertimbangkan aspek-aspek di atas,” jelasnya.

Menurut Arifin, menetapkan strategi, program, dan target menuju transisi energi adalah hal yang lebih mudah. Tantangan terbesarnya adalah implementasi nyata menuju transisi energi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.

“Bagian paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,” kata Arifin.

Indonesia dan juga banyak negara lain, terutama negara berkembang, kata Arifin, masih mengandalkan sumber energi fosil. Maka dari itu, untuk mencapai target transisi energi, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi penting.

“Bumi di mana kita tinggal telah menyediakan begitu banyak sumber EBT, tanggung jawab kita adalah mengambil manfaat dari sumber daya yang ada untuk kemanfaatan bagi rakyat,” sambungnya.

Baca Juga  Kriptokurensi: Bukan Hanya Tren, Tetapi Masa Depan Generasi Z

Arifin juga menekankan soal pentingnya mineral sebagai bahan pendukung yang penting bagi industri untuk transisi energi.

Mekanisme Pembiayaan Target NZE 2060

Pada Forum Ekonomi Dunia tersebut, Arifin mengatakan bahwa untuk mencapai target mengurangi emisi yang cukup ambisius, dibutuhkan kemampuan pendanaan yang besar pula.

Tidak semua negara punya kapasitas untuk itu. Negara maju, negara berkembang, dan negara belum berkembang punya kemampuan yang berbeda dalam pendanaan.

“Di sini kita memerlukan bantuan dan dukungan dari organisasi keuangan untuk menciptakan keseimbangan global melalui mobilisasi pendanaan dengan mekanisme yang sederhana dan lebih mudah dipahami, sehingga bisa diakses dan terjangkau untuk semua,” ungkap Arifin.

Indonesia kata dia, telah menetapkan peta jalan secara detil yang membutuhkan investasi senilai USD2,5 triliun, di mana lebih dari separuh akan diserap oleh sektor energi.

“Bisa dibayangkan atau tidak, berapa banyak uang yang kami perlukan untuk mencapai Net Zero Emission secara global? Pada tahun 2022, di Indonesia, realisasi investasi adalah USD1,97 miliar, sementara total rencana investasi sampai 2025 adalah USD57,9 miliar, sampai 2030 adalah USD125,9 miliar, ada penambahan investasi USD68 miliar dari 2025,” papar Arifin.

Karena itu, Menteri Arifin mengundang investor untuk mendukung upaya Indonesia menjalankan transisi energi dan Net Zero Emission, juga membuka peluang kolaborasi dengan negara mitra maupun organisasi internasional.

“Kami sangat senang bisa berdiskusi dengan hadirin sekalian,” pungkas Arifin.

Sebagai informasi, WEF 2023 mengusung tema “Cooperation in a Fragmented World”, dan diikuti lebih dari 2.700 peserta termasuk 50 kepala pemerintahan, 1.500 pebisnis, serta kalangan akademisi, penggiat sipil, dan seniman terkemuka dunia.

Acara tahunan WEF yang mempertemukan para pengambil keputusan di sektor publik pemerintahan dan sektor swasta itu diadakan pada 16-20 Januari 2023. *

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life