Home » Belajar dari Pulau Serasan, Kemensos Siagakan Lumbung Sosial di Kawasan Rawan Bencana

Belajar dari Pulau Serasan, Kemensos Siagakan Lumbung Sosial di Kawasan Rawan Bencana

by Junita Ariani
2 minutes read
Kemensos menyiapkan lumbung sosial pada kawasan yang rawan bencana. Pembangunan lumbung sosial ini juga dilakukan di kawasan terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Sosial atau Kemensos menyiapkan lumbung sosial pada kawasan yang rawan bencana. Pembangunan lumbung sosial ini juga dilakukan di kawasan terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

Hal ini bertujuan agar masyarakat di kawasan tersebut tetap memeroleh akses bantuan. Untuk itu, Kemensos memastikan ketersediaan logistik di zona rawan bencana.

Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, Adrianus Alla mengatakan itu sebagaimana dikutip dari situs Kemensos.go.id, Sabtu (9/9/2023).

“Ketika terjadi bencana, langkah yang kami lakukan adalah memastikan semua gudang logistik, khususnya lumbung-lumbung sosial ada di wilayah tersebut. Dan, terpenuhi atau tercukupi (stok logistiknya),” katanya.

Pembangunan lumbung sosial ini dilakukan berdasarkan pengalaman saat terjadi bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Maret lalu.

Ketiadaan lumbung sosial di daerah itu membuat masyarakat lama mendapatkan bantuan. Hal ini disebabkan Kemensos membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat mengirimkan bantuan lantaran terkendala sulitnya akses ke lokasi terdampak.

“Kami tidak punya lumbung sosial di Pulau Serasan. Pada saat terjadi longsor, kami harus mengirimkan bantuan dari dua lokasi terdekat. Yaitu dari Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat. Nah, ini yang kami rasakan sangat sulit sekali,” ujarnya.

Berbeda ketika terjadi bencana gempa bumi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sebulan kemudian pada April.

“Akses ke Pulau Mentawai juga cukup sulit dari Kota Padang. Tapi karena adanya lumbung sosial, pada saat terjadi gempa, masyarakat bisa bertahan di wilayah tersebut,” ucapnya.

Baca Juga  Batik Motif Sekar Arum Sari Menangkan Desain Batik Jemaah Haji Indonesia

Adanya logistik pada lumbung sosial dapat membantu korban terdampak bertahan.

“Setidaknya, dua sampai tiga hari hingga bantuan tiba, terlebih jika akses menuju lokasi sulit dijangkau,” terangnya.

Upayakan 2-3 Lumbung Sosial Tiap Wilayah

Kemensos akan mengupayakan pada setiap wilayah terdapat 2-3 lumbung sosial, khususnya pada wilayah 3T.

“Kita punya ribuan pulau 3T yang jika tidak segera difasilitasi lumbung sosial, kita akan sangat kesulitan mengirimkan bantuan ketika terjadi bencana. Karena tidak ada persediaan logistik di wilayah tersebut. Kami upayakan bukan hanya satu, tapi minimal ada dua atau tiga lumbung sosial,” ungkap dia.

Lumbung sosial berisi logistik dasar masyarakat yang dibutuhkan saat bencana. Seperti makanan siap saji, makanan anak, selimut, kasur, sandang dewasa maupun sandang anak.

“Termasuk, juga kelengkapan tenda, baik itu tenda serbaguna maupun tenda keluarga, genset dan bahan kebutuhan pendukung lainnya,” paparnya.

Meski begitu, Kemensos tetap memperhatikan kearifan lokal yang berlaku di wilayah tersebut.

“Seperti di Papua, karena masyarakat di Papua mengkonsumsi babi, maka lumbung-lumbung sosial di sana, selain kami penuhi dengan logistik, juga kami isi dengan babi. Kami menyesuaikan kearifan lokal wilayah tersebut,” kata dia.

Selain itu, indeks risiko bencana juga diperhitungkan dalam penentuan titik lumbung sosial.

“Lokasi lumbung sosial akan berada di tengah-tengah wilayah. Misalnya, di Kecamatan A, kami akan menempatkan di desa yang menjadi titik sentral dari kecamatan tersebut,” katanya menjelaskan. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life