Bell’s palsy adalah kondisi lumpuhnya saraf wajah atau saraf ketujuh atau saraf fasialis akibat peradangan dan pembengkakan saraf yang mengontrol otot pada salah satu sisi wajah.
Biasanya kondisi tersebut membuat perubahan bentuk pada salah satu sisi wajah atau terlihat perot. Hal ini tentunya cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat berkumur maupun minum.
Penderit penyakit yang disebabkan virus ini juga mengalami keluhan seperti mata kering dan memerah. Karena penyakit ini membuat pelumasan mata tidak optimal.
Jika gejala yang dialami masih ringan, biasanya tidak berbahaya dan dapat disembuhkan secara sempurna. Namun, jika gejalanya berat dan terlambat ditangani tentu dapat berakibat pada kelemahan wajah permanen.
Gejala Bell’s Palsy
Beberapa gejala dari lumpuhnya saraf wajah ini sebagaimana dilansir dari sejumlah situs kesehatan, Minggu (28/1/2024), adalah salah satu sisi wajah melemah dari dahi hingga dagu.
Terjadinya perot pada wajah, sulit tersenyum, sulit mengangkat alis, dan sulit menutup mata. Pendengaran jadi lebih sensitif (pendengaran pada telinga sisi wajah yang lumpuh terasa lebih keras). Lidah terasa kebas atau kurangnya kemampuan mengecap rasa.
Penyakit ini juga rentan dialami oleh sekelompok orang dengan faktor risiko tertentu. Beberapa faktor risiko bell’s palsy adalah penderita diabetes, penderita infeksi saluran pernapasan, seperti influenza atau flu.
Dan, ibu hamil, terutama saat trimester akhir atau minggu pertama setelah melahirkan. Jika Anda termasuk dalam faktor risiko bell’s palsy, Anda perlu lebih berhati-hati karena kemungkinan terkena penyakit ini lebih tinggi.
Penyebab Bell’s Palsy
Sepintas gejalanya mirip stroke, namun penyakit ini bukanlah stroke. Hal ini dikarenakan biasanya penyebab wajah merot ini adalah infeksi virus (herpes, gondok, influenza, dan sejenisnya) serta paparan terhadap udara dingin.
Sementara penyebab stroke berhubungan dengan gangguan saraf akibat sumbatan pembuluh darah otak. Bell’s palsy adalah suatu kondisi yang tidak menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan pada tangan maupun kaki.
Penderita memiliki kesulitan dalam mengerutkan dahi, mengangkat alis, dan membuka-tutup mata secara normal. Berbeda dengan stroke yang masih dapat melakukan tiga hal tersebut.
Untuk memastikannya, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala di atas.
Pengobatan Bell’s Palsy
Jika terkena infeksi virus ini, dokter akan menyarankan kombinasi pengobatan tertentu seperti fisioterapi dan konsumsi obat-obatan.
Umumnya pasien baru bisa sembuh dalam hitungan minggu atau bulan tergantung tingkat keparahan kelemahan wajah yang dialami.
Tetap praktikkan gaya hidup sehat dengan rajin mengonsumsi makanan tinggi serat, rutin berolahraga, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya wajah merot. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu