Home » Buku Pelajaran MTs Menyimpang, Kemenag Turun Tangan

Buku Pelajaran MTs Menyimpang, Kemenag Turun Tangan

by Administrator Esensi
2 minutes read
Materi Buku Agama Alami Penyimpangan

ESENSI.TV - JAKARTA

Buku pelajaran di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sampang, Jawa Timur diduga mengandung bahan ajar dan materi yang menyimpang dari seharusnya. Ada delapan buku pelajaran yang berhasil diamankan oleh pihak sekolah.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, Husnum Maram mengatakan bahwa timnya telah turun tangan untuk menyelidiki buku pelajaran yang diduga mengandung unsur materi yang tidak seharusnya dipelajari.

“Kemarin tim kami sudah turun. Kita tunggu hasil kerja dari tim kami,” ujar Husnul, pada hari Senin (07/08).

Ada 50 Materi Pelajaran yang Menyimpang

Sebelumnya, Media Literasi Kampus Institut Agama Islam Nazhatut Thullab (MLK IAI Nata) Sampang melaporkan hal ini. Terdapat lebih dari 50 materi pelajaran yang menyimpang dan sudah melalui kajian mendalam bersama sejumlah ahli fikih dan mahasiswa. Hal ini disampaikan oleh Ketua MLK IAI Nata Sampang, Muqoffi.

“Berdasarkan catatan kami, ada lebih dari 50 pokok bahasan pada buku pelajaran MTs yang kami anggap tidak sesuai tuntunan,” ujarnya.

Herannya, buku pelajaran yang menyimpang ini telah diterbitkan oleh Kemendikbud dan Kemenag RI. Ada juga yang diterbitkan oleh penerbit nasional.

Baca Juga  Kemenag Siapkan Tim Monitoring Revitalisasi KUA

“Buku-buku itu, 2 diantaranya adalah terbitan Kemendikbud RI. 2 lagi terbitan Kemenag RI, 3 lainnya terbitan Airlangga. Dan 1 lagi terbitan Tiga Serangkai,” tambah Muqoffi.

Kemenag Jawa Timur Usut Kejadian

Temuan ini adalah akumulasi dari kajian yang telah dilakukan sejak tahun 2021. Buku terbitan Kemenag diketahui terdapat 28 masalah.

Beberapa masalah yang tidak sesuai dengan tuntunan agama adalah tukun khutbah Jumat yang menyatakan syahadat termasuk di dalamnya. Padahal, 4 imam besar yang menjadi tuntunan Indonesia menyatakan syahadat bukanlah rukun khutbah Jumat.

“Kalau buka di Google, ya memang ada saja yang bilang demikian. Saya pernah medeteksinya juga. Tapi itu rujukan dari mana? Pendapat siapa? Kalau kami kan berdasarkan mahdabul arbaah Imam Syafii, Hanaf, Maliki, dan Hambali yang disemua kitabnya tidak menyebutkan bahwa syahadat itu rukun,” terangnya.

Secara terpisah, Kepala Bagian Tata usaha Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur, Santoso menerangkan bahwa ia dan tim telah mencari dan melihat langsung buku pelajaran tersebut. Mereka pun telah menyelidiki apakah buku-buku tersebut diajarkan di madrasah atau tidak.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life