Home » Gadget Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia, Komisi X: Perlu Ada Batasan

Gadget Penyebab Rendahnya Literasi di Indonesia, Komisi X: Perlu Ada Batasan

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - SERANG

Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji menilai bermain gawai (gadget) menjadi salah satu penyebab sangat rendahnya budaya literasi di Indonesia. Saat ini, anak-anak hingga orang dewasa di Indonesia lebih memilih bermain gawai daripada membaca. Akibatnya, minat baca sangat rendah.

“Indonesia tergolong ke dalam empat besar di dunia yang paling lama dalam bermain gadget. Jika dihitung per harinya rata-rata hampir enam jam,” kata Nuroji.

Ia melakukan pertemuan dengan Wakil Bupati Kabupaten Serang Pandji Tirtayasa, Jumat (14/5/2023) di Kantor Bupati setempat. Pertemuan itu dalam rangka Kunjungan Kerja Reses.

Hadir dalam pertemuan itu organisasi perangkat daerah (OPD) Serang, yakni Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan, Kadis Pemuda, Olahraga dan Pariwisata. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan serta jajaran stakeholder lainya.

Menurut Nuroji, harus ada upaya dari pemerintah, lingkungan keluarga, maupun tenaga pendidik di lingkungan sekolah memberikan pemahaman tentang dampak dari gadget itu sendiri.

“Perlu ada batasan waktu. Sehingga peningkatan budaya literasi ataupun minat baca bisa meningkat dan dapat direalisasikan,” pungkasnya.

Baca Juga  Simak, Ini Jam Kerja ASN Selama Ramadan

Selain gadget, kata dia, budaya menonton dan mendengar juga mempengaruhi literasi di Indonesia. Untuk itu perlu ada batasan anak-anak menggunakan alat komunikasi berupa gadget.

“Di sekolah, guru-guru juga harus mewajibkan budaya membaca buku. Saya sarankan tadi seperti dalam pertemuan pekerjaan rumah tidak hanya berupa soal hitungan. Tetapi juga diberikan soal menulis dan membaca. Baca pun sangat penting,” ujarnya.

Anggota Komisi X DPR lainnya, Ledia Hanifa mengatakan, tingkat literasi di daerah harus dikuatkan. Dengan literasi yang kuat anak-anak akan berlomba datang ke perpustakaan.

Dengan animo yang besar dari masyarakat, akan berimbas betapa adanya kesenjangan tenaga pustakawan ataupun pengelola perpustakaan yang sangat minim. Karena itu perlu penambahan.

Dengan demikian, lanjut Ledia, perlu dukungan orang tua, tenaga pendidik, dan diri sendiri untuk memulai minat baca. Sehingga minat baca bisa ditingkatkan, budaya literasi di Indonesia bisa meningkat. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.com
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life