Home » Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Diskriminasi Hambat Terapi

Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Diskriminasi Hambat Terapi

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Hari Kesadaran Autisme Sedunia diperingati setiap tanggal 2 April, setelah dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB tahun 2017 lalu.

Peringatan Hari Kesadaran Autisme Sedunia dinilai sangat penting karena masih adanya stigmatisasi dan diskriminasi atas perbedaan neurologis penyandang autisme.

Kondisi ini masih menjadi hambatan substansial untuk diagnosis dan terapi di sejumlah negara, terutama negara-negara berkembang.

Hari Kesadaran Autisme Sedunia (World Autism Awareness Day) tidak perlu menjadi perhatian anak dengan autisme dan keluarganya, tetapi seluruh masyarakat penghuni bumi ini.

Bahkan bagi anak dan keluarga, kesadarana atas autis diharapkan dapat membantu untuk memaksimalkan potensi anak dalam menjalankan kehidupan sehari hari, menjadi mandiri bahkan berprestasi.

Sedangkan, bagi keluarga atau bagi masyarakat di dunia yang tidak memiliki sanak keluarga yang menyandang autis, perlu menyadari bagaiman bersikap dan mendukung mereka.

Infrastruktur Umum Untuk Penyandang Autisme

Tidak perlu kasihan atau simpati berlebihan, cukup hiduplah secara normal dengan penyendang autisme.

Pemerintah dan perusahaan perlu menyediakan fasilitas infrastruktur dan sarana prasarana umum yang bisa digunakan penyandang autis untuk berkegiatan sehari-hari.

Tidak kalah pentingnya adalah untuk mendidik anak-anak, bahkan mungkin masih ada orang dewasa yang membuli atau melakukanperundungan (bullying) terhadap penyandang autis.

“Hari Kesadaran Autisme Sedunia untuk menyoroti kebutuhan, untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penyandang autism,”

“Sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang penuh dan bermakna sebagai bagian integral masyarakat,” tulis PBB seperti dilansir dalam laman resminya.

Sepanjang sejarahnya, keluarga Perserikatan Bangsa-Bangsa telah merayakan keragaman dan mempromosikan hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas, termasuk perbedaan pembelajaran dan disabilitas perkembangan.

PBB menetapkan World Autism Awareness Day (WAAD) pada tanggal 18 Desember 2007 atas usulan dari Qatar salah satu negara di Timur Tengah.

Baca Juga  Kominfo Siapkan Akses Informasi untuk Penyandang Disabilitas

Autisme Mengacu Pada Berbagai Karakteristik Spektrum

Dukungan, akomodasi dan penerimaan yang tepat terhadap variasi neurologis ini memungkinkan mereka yang berada di Spectrum untuk menikmati kesempatan yang sama dan partisipasi penuh dan efektif dalam masyarakat.

Autisme terutama dicirikan oleh interaksi sosialnya yang unik, cara belajar yang tidak standar dan minat yang tajam pada mata pelajaran tertentu.

Kecenderungan pada rutinitas, tantangan dalam komunikasi yang khas dan cara khusus memproses informasi sensorik.

Tingkat autisme di semua wilayah di dunia tinggi dan kurangnya pemahaman memiliki dampak yang luar biasa pada individu, keluarga dan komunitas mereka.

Stigmatisasi dan diskriminasi terkait dengan perbedaan neurologis tetap menjadi hambatan substansial untuk diagnosis dan terapi.

Ini adalah sebuah isu yang harus ditangani baik oleh pembuat kebijakan publik di negara berkembang maupun negara donor.

Didukung Konvensi Hari Penyandang Disabilitas

Kemudian, pada Pada tahun 2008, Konvensi Hak Penyandang Disabilitas mulai berlaku, menegaskan kembali prinsip dasar hak asasi manusia universal untuk semua.

Tujuannya adalah untuk memajukan, melindungi dan menjamin penikmatan penuh dan setara semua hak asasi manusia dan kebebasan dasar oleh semua penyandang disabilitas.

Konvensi juga menyepakati upaya untuk memajukan penghormatan terhadap martabat yang melekat pada penyandang disabilitas.

“Ini adalah alat vital untuk mendorong masyarakat yang inklusif dan peduli untuk semua dan untuk memastikan bahwa semua anak dan orang dewasa dengan autisme dapat menjalani kehidupan yang penuh dan bermakna,” jelas PBB.

Autisme adalah kondisi neurologis seumur hidup yang bermanifestasi pada masa kanak-kanak, terlepas dari jenis kelamin, ras, atau status sosial ekonomi.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life