Home » Indonesia Dorong Pemanfaatan Hidrogen dan Amonia dengan AS

Indonesia Dorong Pemanfaatan Hidrogen dan Amonia dengan AS

by Junita Ariani
2 minutes read
Dirjen EBTKE Yudo Dwinanda Priaadi bersama Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo meresmikan beroperasinya 21 Pembangkit Hidrogen Hijau (Green Hydrogen Plant) milik PT PLN (Persero)

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) bersama Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) menyelenggarakan Clean Hidrogen and Ammonia Development in Indonesia Seminar.

Seminar ini sebagai salah satu kegiatan di bawah Clean Energy Working Group. Sesuai dengan kerja sama antara Kementerian ESDM dengan Departemen Perdagangan AS yang ditandatangani Maret 2023 lalu.

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Andriah Feby Misna, menjelaskan, Indonesia telah menetapkan peta jalan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Dengan fokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan seperti tenaga surya, air, angin, panas bumi, serta hidrogen dan amonia.

“Hidrogen dan amonia tidak hanya akan dimanfaatkan sebagai energi baru, namun juga sebagai penyimpan dan pembawa energi. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan variabel energi terbarukan dan menghubungkan sumber daya dan permintaan energi,” ujar Feby di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Feby mengatakan, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Strategi Hidrogen Nasional untuk memandu para pemangku kepentingan mengenai pemanfaatan di masa depan.

“Saat ini Pemerintah juga sedang mempersiapkan Peta Jalan Hidrogen Nasional dengan target rinci dan rencana aksi tahunan hingga tahun 2060,” jelasnya.

Dikatakannya, pada November 2023 lalu, PT PLN (Persero) baru saja meluncurkan 21 Pabrik Hidrogen Ramah Lingkungan untuk mengakselerasi ekosistem hidrogen di Indonesia.

Pasokan listrik pembangkit hijau ini berasal dari Solar PV dan Renewable Energy Certificate (REC) sebesar 4,6 MWp Solar PV atau setara dengan 6.780 MWh/tahun.

Dan, pasokan REC dari berbagai pembangkit listrik terbarukan sebesar 9.535 MWh REC. Sistem ini dapat menghasilkan 199 ton H2/tahun. Sementara yang digunakan secara internal sekitar 75 ton/tahun dan kelebihan 124 ton/tahun dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.

Baca Juga  Hassanudin Sampaikan Empat Strategi Pengembangan Potensi Daerah Zona Pantai Barat

Selain itu, terdapat beberapa proyek lainnya yang sedang berjalan di Indonesia. Ini termasuk hidrogen hijau dari tenaga surya di Sumba Timur, pabrik hidrogen menggunakan pembangkit listrik tenaga air besar di Kalimantan Utara dan Papua.

Serta proyek percontohan di Ulubelu yang memanfaatkan kondensat panas bumi.

Penting Menyediakan Energi Ramah ingkungan

Feby mengungkapkan, dengan penggunaan hidrogen dan amonia yang luas, Indonesia bertujuan untuk menjadi pemain kunci di pasar global. Bahkan memposisikan diri sebagai pusat hidrogen regional.

“Kami yakin, dengan dukungan negara-negara mitra seperti Amerika Serikat, Indonesia dapat berhasil mencapai visinya menjadi pusat hidrogen global,” tandasnya.

Seminar ini menandai langkah pertama dalam potensi kegiatan kolaborasi Kelompok Kerja Energi Bersih Indonesia-Amerika Serikat.

“Saya yakin, kerja sama yang kuat dan solid antara Indonesia dan AS dapat membantu mempercepat transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission Indonesia,” pungkas Feby.

Commercial Attache Kedutaan Besar AS di Jakarta, Melissa Marszalek mengatakan, seminar ini dapat memberikan peluang penting untuk kolaborasi komersial.

Pada seminar ini para peserta berkesempatan untuk mendapatkan informasi langsung dari para pemimpin Bisnis AS mengenai pengembangan Hidrogen dan Amonia yang ramah lingkungan.

“Kemitraan yang kuat antara sektor swasta di kedua negara dalam teknologi mutakhir sangatlah penting untuk menyediakan energi ramah lingkungan,” ungkap Marszalek.

Sebagai informasi, saat ini hidrogen telah dimanfaatkan di Indonesia pada sektor industri, terutama sebagai bahan baku pupuk.

Konsumsi di Indonesia saat ini berkisar 1,75 juta ton per tahun, sesuai dengan Laporan IEA tahun 2022, dengan pemanfaatan didominasi oleh urea (88%), amonia (4%), dan kilang minyak (2%). *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life