Home » Indonesia Muncul Sebagai Eksportir Baja Terbesar Dunia Setelah Larang Ekspor Bijih Nikel

Indonesia Muncul Sebagai Eksportir Baja Terbesar Dunia Setelah Larang Ekspor Bijih Nikel

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
nikel 1

ESENSI.TV - JAKARTA

Kebijakan Pemerintah melarang ekspor bijih nikel telah menjadikan Indonesia muncul sebagai negara eksportir baja terbesar dunia.

Padahal, sebelumnya Indonesia adalah net importir baja alias negara produsen baja, tetapi karena jumlahnya kurang, sisanya masih dibeli dari luar negeri.

Kepala Ekonom Group Research Economics & Macro Strategy DBS, Taimur Baig, mengatakan larangan ekspor bijih nikel mentah menyebabkan peningkatan tajam dalam pembangunan smelter.

Pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel memproduksi feronikel olahan dan nickel pig iron.

Dia mengatakan feronikel dan nickel pig iron merupakan bahan utama untuk memproduksi baja tahan karat.

Karena kapasitas terus ditambah, jelasnya, Indonesia telah muncul sebagai produsen baja nirkarat terbesar dan eksportir baja terbesar dalam dua tahun terakhir.

“Ini sebuah pergeseran besar dari menjadi net importir logam olahan di masa lalu,” ujar Kepala Ekonom DBS ini.

“Industri lain yang mendapat manfaat dari cadangan ini adalah kendaraan listrik, terutama untuk baterai,” sambung Taimur Baig

Kebijakan ini, menurutnya, akan menguntungkan Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.

Hingga saat ini, data menunjukkan Indonesia masih menguasai 23,7 persen dari cadangan bijih nikel global.

Baca Juga  Gandeng Korsel, Kemenkop Siapkan Transformasi UKM Berbasis Teknologi

Eksportir Baja Terbesar Dunia Dampak Hilirisasi

Program hilirisasi pertambangan dan mineral, batu bara dan bahan bakar, serta industri pertanian akan memperkuat perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Langkah ini, jelasnya, untuk menarik investasi agar sumber daya alam langsung diolah dan diproses di dalam negeri

“Hasilnya,  sektor pertambangan dan mineral sudah dimasuki investasi senilai USD51,4 miliar,” ujar Taimur dalam laporan Indonesia 2023 Outlook: Setting sights higher, seperti dikuti Jumat (27/1/2023).

Dana ini berasal dari 69 perusahaan yang digunakan untuk membiayai pembangunan smelter sejak tahun 2015 hingga Kuartal ketiga tahun 2021.

Sedangkan di industri berbasis batu bara dan bahan bakar, dibangun proyek gastifikasi batu bara di Tanjung Enim dan Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Dia mengatakan investor mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan mempelajari dan menjalankan aturan regulasi dan administrasi.

Selain ketentuan hilirisasi, perusahaan juga diwajibkan mengikuti kaidah pembangunan berkelanjutan untuk kepentingan konservasi lingkungan.

Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life