Home » Industri Batik Dapat Tingkatkan Perekonomian Nasional

Industri Batik Dapat Tingkatkan Perekonomian Nasional

by Administrator Esensi
2 minutes read
Kemenperin Angkat Potensi Industri Batik lewat Sertifikasi Indikasi Geografis

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemerintah juga terus menggenjot industri batik agar dapat berpulih kembali setelah tiga tahun dihantam pandemi Covid-19. Seperti yang kita ketahui, industri batik memiliki peranan yang amat penting bagi perekonomian nasional.

Sepanjang tahun 2022, nilai ekspor batik dan produk batik menembus angka USD64,56 juta. Atau meningkat 30,1 persen dibanding capaian tahun 2021. Sementara itu, pada periode Januari-April 2023, nilai ekspor batik dan produk batik sebesar USD26,7 juta.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Perindustrian, pemerintah harus bekerja sama dengan seluruh stakeholder . Untuk terus mendorong peningkatan daya saing, kapasitas dan kualitas pelaku industri batik. Agar target ekspor batik dan produk batik sebesar USD100 juta selama tahun 2023, dapat tercapai,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Senin (7/8).

Melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA),  Kementerian Perindustrian terus berkomitmen memajukan industri batik di tanah air. Batik adalah salah satu warisan budaya negeri yang memiliki sejuta potensi.

Pameran GBN 2023

Adanya  pameran Gelar Batik Nusantara (GBN) 2023 dengan tema “Batik, Bangkit!” . Diharapkan dapat meningkatkan industri batik Indonesia. Perhelatan GBN 2023 berlangsung pada 2 – 6 Agustus 2023 di Jakart. Acara ini dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Pada pembukaan GBN tersebut, Presiden bersama Ibu Negara turut mempraktekkan teknik pembuatan Batik Complongan Indramayu. Batik Complongan merupakan salah satu batik yang telah mendapatkan sertifikat indikasi geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2022.

Dirjen IKMA menjelaskan, pendaftaran sertifikasi IG bagi produk IKM dapat memberikan banyak manfaat. Di antaranya melindungi produsen dan konsumen dari pemalsuan produk.

Baca Juga  Indeks SPI Turun, Kemnaker Lakukan Evaluasi Kinerja di Tahun Sebelumnya

Selain itu sertifikasi IG juga penting untuk meningkatkan posisi tawar produk dalam melakukan pentetrasi pasar baru, peningkatan nilai tambah produk dari suatu wilayah, serta memberikan informasi yang jelas kepada konsumen tentang kualitas dan asal produk yang dibeli.

“Dalam pengajuan sertifikat IG diperlukan sejumlah aspek utama, yaitu memiliki ciri khas atau tanda yang memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada produk yang diajukan,” tutur Reni.

Produk Batik Yang Bersertifikat IG

Selain itu, diperlukan aspek pendukung lain seperti motivasi dan kerja sama lembaga masyarakat IG. Dukungan pemerintah dan masyarakat, serta tersedianya sistem yang memadai untuk perlindungan dan pengawasan.

“Kami telah memfasilitasi perlindungan indikasi geografis beberapa komoditas wastra dan kerajinan seperti Tenun Gringsing Bali, Tenun Doyo Benuaq Tanjung Isuy Jempang, Batik Tulis Nitik Yogyakarta, Batik Tulis Complongan Indramayu, dan Batu Giok Aceh,” sebut Reni.

Menurut Reni, banyak produk batik lainnya yang memiliki keunikan, seperti Batik Gedog Tuban yang terbuat dari tenun gedog dengan bahan baku kapas, juga Batik Sogan Solo dengan keunikan pada warna khas cokelat yang berasal dari pewarna alami kayu pohon sogan.

Saat ini telah terdapat empat produk batik yang telah memiliki sertifikat IG. Yakni Batik Tulis Nitik Yogyakarta dan Batik Tulis Complongan Indramayu yang difasilitasi oleh Ditjen IKMA, serta Batik Besurek Bengkulu dan Sarung Batik Pekalongan. “Saat ini Batik Merawit Cirebon dalam proses pengajuan sertifikat indikasi geografis,” imbuhnya.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life