Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menegaskan, Visi Indonesia Emas 2045 yakni Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan, terwujud melalui kemajuan industri yang selaras. Hal ini dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia menetapkan sejumlah industri prioritas untuk menjawab tantangan industri dan ekonomi. Wujudkan Indonesia menjadi high-income country dalam kurun waktu 15-17 tahun ke depan adalah salah satu goalsnya.
Industri Prioritas Untuk Wujudkan High-Income Country
“Gross National Income per kapita Indonesia perlu dinaikkan hingga USD 30.300 agar menjadi negara maju,” ujar Menteri Suharso dalam Focus Group Discussion “Indonesia Maju, Masyarakat Sejahtera”. Diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas dan Harian Kompas, Senin (5/6).
RPJPN 2025-2045 menetapkan lima kelompok industri prioritas.
Pertama, industri berbasis sumber daya alam. Meliputi industri berbasis agro (pertanian, perkebunan, kehutanan), industri berbasis hilirisasi tambang, serta industri berbasis sumber daya laut.
Kedua, industri dasar, mencakup industri kimia dasar dan industri logam.
Ketiga, industri berteknologi menengah-tinggi, termasuk industri perkapalan, industri kedirgantaraan, industri otomotif dan alat angkut, industri pertahanan. Juga industri alat kesehatan, industri produk kimia dan farmasi, industri mesin dan perlengkapan, dan industri elektronik.
Keempat, industri barang konsumsi berkelanjutan, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alas kaki.
Kelima, industri berbasis inovasi dan riset, yaitu industri berbasis bio dan bioteknologi.
“Kita harus mengarahkan sektor industri untuk bisa memproduksi produk yang lebih kompleks. Inilah strategi industrialisasi kita ke depan,” tutur Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti.
Arahkan Sektor Industri Sesuai Karakteristik Wilayah
Industrialisasi terlaksana sesuai karakteristik wilayah, terbagi menjadi tujuh koridor ekonomi.
Koridor Ekonomi Sumatera: industri berbasis SDA dan hub ekonomi biru barat Indonesia; Koridor Ekonomi Jawa: industri berbasis inovasi, riset dan teknologi;
Bali-Nusa Tenggara: pintu gerbang pariwisata dan ekonomi kreatif nusantara; Kalimantan: superhub ekonomi Nusantara;
Koridor Ekonomi Sulawesi: penunjang ekonomi IKN dan industri berbasis SDA; Koridor Ekonomi Maluku: hub ekonomi biru timur Indonesia; serta Koridor Ekonomi Papua: industri kimia dasar dan agro.
“Ada comparative advantage, juga ada competitive advantage yang menyertainya, pusat industri merata, sesuai potensi dan kekuatannya,” ungkap Menteri Suharso.