Home » KemenPPPA: Anak-anak Korban Bentrok Aparat-Warga Rempang Berisiko Alami Trauma

KemenPPPA: Anak-anak Korban Bentrok Aparat-Warga Rempang Berisiko Alami Trauma

by Junita Ariani
2 minutes read
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar meminta adanya pendampingan bagi anak-anak yang menjadi korban dari bentrokan antara aparat gabungan dan warga di Pulau Rempang

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau KemenPPPA meminta adanya pendampingan bagi anak-anak yang menjadi korban bentrokan. Antara aparat gabungan dan warga di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau pada Kamis (7/9/2023).

Hal ini disebabkan anak-anak tersebut berpotensi mengalami trauma yang berkepanjangan.

Seperti diketahui, terjadi bentrokan antara warga dengan aparat gabungan di Pulau Rempang, Batam. Dalam bentrokan itu, aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Namun gas air mata tersebut ada yang jatuh di depan gerbang SMPN 22. Akibat arah angin yang mengarah ke sekolah, asap gas air mata juga bergerak ke sekolah dan mengenai sejumlah siswa.

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, Nahar, mengatakan, 11 anak mengalami perih di mata, pusing, lemas dan sesak nafas. Mereka kemudian dilarikan ke rumah sakit.

“Anak-anak tersebut panik dan berlarian ke luar sekolah akibat tembakan gas air mata,” kata Nahar, Selasa (12/9/2023) di Jakarta.

Ia menyayangkan bentrokan tersebut masuk ke lingkungan sekolah dan mengganggu aktivitas belajar anak-anak di sekolah itu. Seharusnya pihak-pihak yang terlibat konflik justru menjaga anak-anak itu agar tidak terlibat konflik.

Baca Juga  Bendung TPPO, Masyarakat Timor Tengah Utara Pilih Berkarya di Daerah Sendiri

“Setiap Anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari pelibatan sengketa bersenjata dan kerusuhan sosial,” tegasnya.

Perlu Pendampingan Psikologis

Nahar menyebutkan perlunya pendampingan psikologis bagi anak yang terdampak. Hal inj untuk mencegah munculnya dampak psikologis berkepanjangan pada anak.

Pemulihan kondisi anak ini juga perlu mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah dan orang tua. Serta memperkuat pengawasan dan perlindungan kepada anak guna mengantisipasi keterulangan kejadian.

KemenPPPA telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kota Batam dan mengimbau agar proses belajar mengajar tetap dapat dilakukan. Meskipun untuk sementara dapat dilakukan secara daring sampai situasi kondusif.

Berdasarkan hasil koordinasi, UPTD PPA Kota Batam telah melakukan pendampingan kepada anak yang terdampak. Dan, UPTD PPA Kepri berkoordinasi dengan UPTD PPA Kota Batam untuk mengawal proses penanganan kasusnya.

“Semoga akar masalahnya dapat diselesaikan dengan baik dan anak-anak tetap dapat dipenuhi hak kesehatan, hak belajar dan berada dalam lingkungan yang aman. Dari segala bentuk kekerasan,” tutup Nahar. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life