Home » Mahasiswa ITB Luncurkan Alat Untuk Mengatasi Kemacetan lalu lintas TraffiQ

Mahasiswa ITB Luncurkan Alat Untuk Mengatasi Kemacetan lalu lintas TraffiQ

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Mahasiswa ITB meluncurkan TraffiQ, sebuah sistem pengaturan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas. Foto: ITB

ESENSI.TV - JAKARTA

Mahasiswa ITB meluncurkan TraffiQ, sebuah sistem pengaturan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang menggunakan metode Reinforcement Learning.

Alat ini diharapkan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas yang saat ini terjadi pada hampir semua kota di Indonesia.

Penemunya adalah tiga mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB).

Mereka adalah Kendrik Emkel Ginting, Jalu Reswara Wiradjanu dan Bella Sulistya Putri.

Inovasi baru dalam bidang pengaturan lalu lintas ini pertama kali diperkenalkan dalam kegiatan Electrical Engineering Days yang digelar di Aula Timur Kampus Ganesha ITB, pada Selasa tanggal 6 Juni 2023 lalu,

“TraffiQ dibuat dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang kerap terjadi di kota Bandung,” jelas ITB dalam keterangan tertulis di laman resminya, dikutip Rabu (21/6/2023).

Metode yang digunakan dalam TraffiQ, yaitu Reinforcement Learning, yaitu metode yang memungkinkan alat tersebut dapat belajar secara mandiri.

Sistem ini menggunakan konsep pemberian rewards ketika menghasilkan keadaan yang diharapkan pada lingkungan sekitarnya, serta pemberian punishment ketika menghasilkan keadaan yang tidak diharapkan.

Dengan adanya metode ini, TraffiQ dapat terus belajar dan mengoptimalkan kinerjanya seiring dengan berjalannya waktu.

Perhitungan TraffiQ Efisien

TraffiQ memiliki sejumlah fitur unggulan yang membuatnya menjadi solusi yang menarik.

Pertama, sistem ini mampu mengendalikan dua persimpangan berdekatan secara efisien.

Dengan menggunakan proses komputasi yang cepat, TraffiQ dapat melakukan perhitungan dengan efisien.

Baca Juga  Pj Gubernur Tinjau Persiapan KTT ASEAN di Tiga Lokasi

Sehingga, waktu respons terhadap perubahan kondisi lalu lintas dapat diminimalkan.

Selain itu, aplikasi ini juga memiliki mode dual, yaitu otomatis dan manual.

Dalam mode otomatis, sistem akan mengatur lalu lintas secara mandiri berdasarkan kondisi yang diukur oleh sensor-sensor yang terpasang di jalan.

Namun, jika diperlukan intervensi atau pengaturan manual, sistem juga dapat beralih ke mode manual dengan mudah.

Fitur terakhir yang menjadi keunggulan TraffiQ adalah kemampuannya dalam mengatur aliran kendaraan berdasarkan traffic counting.

Dengan menggunakan data jumlah kendaraan yang melintas pada suatu waktu, sistem ini dapat menyesuaikan durasi lampu hijau atau merah pada APILL sesuai dengan kepadatan lalu lintas yang terdeteksi.

Salah satu pendiri TraffiQ, Jalu, berharap bahwa inovasi ini dapat mengurangi kemacetan yang sering terjadi di Indonesia.

Inovasi ini, tambahnya lagi, diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi lalu lintas di berbagai kawasan.

“Diharapkan dengan adanya TraffiQ, masyarakat dapat merasakan manfaatnya”.

“Manfaatnya dapat mengurangi waktu perjalanan dan meningkatkan kualitas hidup,” jelas Jalu.

Kehadiran TraffiQ ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi teknologi yang dihasilkan oleh generasi muda memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Diharapkan dengan semakin banyaknya solusi cerdas seperti TraffiQ, permasalahan kemacetan yang melanda kota-kota besar dapat teratasi, dan mobilitas masyarakat dapat terwujud dengan lebih lancar dan efisien.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life