Home » Mahasiswa UNAIR Bahas Metode Membedakan Kelamin pada Sisa Rangka Manusia

Mahasiswa UNAIR Bahas Metode Membedakan Kelamin pada Sisa Rangka Manusia

by Junita Ariani
2 minutes read
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) Prima Dini Antares menghadiri forum forensik se-Asia

ESENSI.TV - KUALA LUMPUR

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga atau Unair, Prima Dini Antares menghadiri forum forensik se-Asia. Atau Asian Forensic Sciences Network (AFSN) Annual Meeting yang ke-15 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam acara yang berlangsung mulai Senin hingga Jumat (11-15/9/2023) tersebut, Dini membahas metode membedakan jenis kelamin pada sisa rangka manusia. Dengan mempresentasikan metode antropometri segitiga MAP (Mastoid, Asterion, dan Porion) pada sampel orang Indonesia.

“Sebelumnya, pernah ada penelitian dari luar, dari Brazil dan Nigeria. Nah, punya kita sampel orang Indonesia dengan segitiga MAP,” ujarnya, dikutip dari unair.ac.id, Sabtu (16/9/2023).

“Kita mau mencari alternatif lain untuk membedakan jenis kelamin. Biasanya kalau kita itu pake metode non-metrik, namun metode ini terlalu susah untuk pemula. Metode metrik segitiga MAP ini lebih mudah bagi pemula,” jelasnya.

Dini mengatakan, dirinya memeroleh banyak wawasan dan pandangan baru mengenai dunia forensik dari forum tersebut.

Misalnya, cara menyelesaikan kasus child abuse hingga kasus orang tenggelam. Ia juga berkesempatan bertemu dengan ahli forensik se-Asia.

“Banyak insight dari orang-orang penting di bidangnya. Kaya bagaimana cara mereka menyelesaikan suatu kasus. Kaya kasus child abuse, kasus tenggelam,” katanya.

Baca Juga  Hassanudin Ajak Kabupaten/Kota Berinovasi Kembangkan Potensi Daerah

“Jadi, saya merasa kaya teknologi di bagian forensik itu udah maju banget. Terus saya juga sadar kalo orang-orang di sini bukan orang main-main. Mereka benar-benar orang yang udah punya pengalaman banyak banget dan koneksinya juga luas,” tambahnya.

Pengalaman Berharga

Dalam forum tersebut, Dini merupakan satu-satunya mahasiswa dari jenjang S1 yang hadir dalam forum ahli forensik se-Asia itu.

Dirinya mengaku bahwa diajak untuk ikut dan hadir dalam forum tersebut. Awalnya, dengan pengumpulan abstrak hingga penelitian oleh dosen Antropologi peminatan ragawi Prof Dr Phil Toetik Koesbardiati DFM PA (k).

“Awalnya ditawari oleh beliau (Prof Dr Phil Toetik, Red), mau ikut apa tidak. Terus setelah itu saya membantu dalam proses penelitian mulai dari menghitung data, identifikasi tengkorak, dan lainnya,” ungkap Dini.

Ia juga berharap ada perwakilan lagi dari antropologi untuk tahun mendatang. Karena, pengalaman yang diberikan oleh acara ini sangatlah banyak dan berharga. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life