Israel telah dimasukkan ke dalam daftar hitam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena dianggap membahayakan anak-anak dalam konflik bersenjata. Keputusan ini diumumkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang menyatakan bahwa tindakan militer Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan korban anak-anak yang signifikan. Serangan-serangan ini telah mengakibatkan puluhan ribu warga Palestina, termasuk banyak anak-anak, menjadi korban.
Upaya Israel Gagal
Upaya Israel untuk membujuk PBB agar tidak memasukkannya ke dalam daftar hitam ini gagal. Mayor Jenderal Hidai Zilberman, atase pertahanan Israel di Amerika Serikat, telah diberitahu tentang keputusan ini oleh Guterres. Masuknya Israel ke dalam daftar hitam ini menempatkan negara tersebut sejajar dengan organisasi seperti ISIS dan Al Qaeda, yang juga dikenal sering melakukan tindakan yang membahayakan anak-anak.
Penambahan Israel ke daftar hitam PBB ini akan dirilis dalam laporan pembahasan Dewan Keamanan PBB pekan depan. Keputusan ini mencerminkan keprihatinan mendalam komunitas internasional terhadap dampak konflik di Gaza terhadap anak-anak, yang sering kali menjadi korban utama dalam setiap eskalasi kekerasan.
Keputusan ini juga mencerminkan upaya berkelanjutan PBB untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak-anak di zona konflik. Dengan memasukkan Israel ke dalam daftar hitam, PBB berharap dapat menekan negara tersebut. Tujuannya adalah untuk mengubah pendekatan militernya dan mengurangi dampak negatif terhadap anak-anak di wilayah konflik, mengutip dari Antara.