Home » Masyarakat Tolak Teknologi Nyamuk Wolbhacia, Netty: Pemerintah Perlu Sosialisasi

Masyarakat Tolak Teknologi Nyamuk Wolbhacia, Netty: Pemerintah Perlu Sosialisasi

by Junita Ariani
1 minutes read
Ilustrasi. Bakteri Wolbachia dapat mengurangi virus dengue merupakan bakteri alamiah yang memang sudah ada 60 persen pada serangga.

ESENSI.TV - JAKARTA

Terjadinya penolakan masyarakat terhadap penyebaran jutaan telur nyamuk ber-Wolbachia di Bali dinilai akibat pemerintah minim sosialisasi dan transparansi.

Masyarakat belum mendapatkan penjelasan tentang rencana penyebaran jutaan telur nyamuk ber-Wolbachia dari pemerintah.

“Wajar jika masyarakat menolak dan takut karena mereka belum mengerti,” kata Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher di Jakarta, Senin (20/11/2023).

Menurut info Kemenkes, penyebaran telur nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia dilakukan guna menekan angka DBD yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti.

Menurut Kemenkes, bakteri Wolbachia dapat mengurangi virus dengue merupakan bakteri alamiah yang memang sudah ada 60 persen pada serangga. Jadi bukan hasil rekayasa genetika.

Berdasarkan penelitian, jika nyamuk dengan bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti maka bakteri tersebut dapat menekan virus dengue penyebab DBD.

“Setiap upaya penanganan kasus DBD harus diawali dengan kajian dan sosialisasi terlebih dahulu oleh pemerintah. Penting adanya pelibatan para ahli dalam mengkaji rencana ini”

Baca Juga  Menag Imbau Masyarakat Tidak Pilih Pemimpin yang Gunakan Agama Jadi Alat Politik

Karenanya, ia meminta pemerintah melalui Kemenkes memberikan penjelasan akurat dan transparan tentang rencana tersebut.

“Masyarakat perlu tahu, apakah penyebaran telur nyamuk tersebut berbahaya atau tidak? Apalagi saat ini sudah berkembang informasi bahwa ada hidden agenda di balik rencana tersebut. Pemerintah harus transparan dalam memberikan penjelasan,” jelas Netty.

Ia juga meminta pemerintah agar menekan penyebaran kasus DBD melalui cara-cara yang ilmiah dan dipahami masyarakat. Jangan justru menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran.

“Apalagi ini sudah memasuki musim penghujan maka potensi lonjakan kasus DBD itu sangat tinggi. Setiap upaya penanganan kasus DBD harus diawali dengan kajian dan sosialisasi terlebih dahulu oleh pemerintah. Penting adanya pelibatan para ahli dalam mengkaji rencana ini,” jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : JunitaAriani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life