Home » Nelson Mandela: Perjuangan Kesatuan di Afrika Selatan

Nelson Mandela: Perjuangan Kesatuan di Afrika Selatan

by Achmat
2 minutes read
Nelson Mandela

ESENSI.TV - Jakarta

Nelson Mandela, seorang tokoh besar dalam sejarah Afrika Selatan dan dunia, adalah simbol perjuangan melawan ketidaksetaraan dan rasisme. Nelson Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Mvezo, sebuah desa kecil di Transkei, Afrika Selatan. Dari etnis Xhosa, Mandela tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan ketidaksetaraan rasial, di mana hukum apartheid yang memisahkan ras secara ketat telah diterapkan.

Mandela terlibat dalam politik ketika ia bergabung dengan Liga Pemuda Kongres Nasional Afrika (ANCYL) pada tahun 1943. Pada tahun 1948, pemerintah Afrika Selatan memperkenalkan kebijakan apartheid yang merampas hak-hak dasar penduduk kulit hitam. Mandela dan ANC memutuskan untuk melawan sistem ini secara aktif. Pada tahun 1962, Mandela ditangkap oleh rezim apartheid dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan penghasutan dan sabotase. Dia dihukum dalam persidangan Rivonia yang terkenal, di mana ia memilih untuk tidak membela diri sendiri, melainkan mengecam ketidaksetaraan rasial.

Mandela diasingkan ke Pulau Robben, penjara politik yang keras. Selama 27 tahun penahanan, Mandela tetap teguh dalam keyakinannya untuk mencapai persatuan dan kesetaraan di Afrika Selatan. Di penjara, ia memperoleh dukungan internasional dan menjadi simbol perjuangan hak asasi manusia. Pada tahun 1990, setelah tekanan internasional dan kampanye nasional dan internasional yang kuat, Mandela dibebaskan. Transisi menuju demokrasi dimulai, dan dalam pemilu 1994, Mandela menjadi presiden pertama yang terpilih secara demokratis di Afrika Selatan.

Baca Juga  Ini Zaman Arkeozoikum! Jendela Ke Awal Kehidupan Bumi

Presiden dan Pemimpin Negara

Sebagai presiden, Mandela bertujuan untuk membangun “Nation Rainbow,” sebuah negara yang bersatu tanpa memandang ras atau etnis. Kebijakan rekonsiliasi yang diambilnya, termasuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, bertujuan menyembuhkan luka-luka masa lalu dan menciptakan masyarakat yang berbasis perdamaian dan persatuan.

Nelson Mandela meninggalkan warisan besar. Ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1993 bersama dengan Presiden FW de Klerk, menandai pengakuan global terhadap upayanya dalam membangun perdamaian di Afrika Selatan. Mandela wafat pada 5 Desember 2013. Kematian Mandela disambut dengan kesedihan di seluruh dunia, dan pemakamannya dihadiri oleh pemimpin-pemimpin dunia, menunjukkan penghormatan global terhadap sosok yang telah membawa perubahan luar biasa di Afrika Selatan.

Nelson Mandela bukan hanya seorang pemimpin politik, tetapi juga simbol perlawanan terhadap ketidaksetaraan dan keadilan. Warisan dan perjuangannya menginspirasi generasi setelahnya untuk melanjutkan perjuangan untuk hak asasi manusia, perdamaian, dan persatuan di seluruh dunia. Mandela tetap hidup dalam ingatan kita sebagai pahlawan yang tak terlupakan.

#beritaviral
#faktamenarik

Editor: Agita Maheswari

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life