Presiden Rusia, Vladimir Putin ikut angkat bicara terkait aksi pembakaran Al-Quran di Swedia. Putin menyebut pembakaran Al-Quran termasuk kejahatan yang melanggar konstitusi di Rusia. Ia menyebut, aksi ini dapat dikenakan hukum pidana.
“Di negara kita, ini adalah kejahatan, baik menurut konstitusi maupun hukum pidana,” ujar Putin.
Lebih lanjut, Putin menyebut Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, sehingga harus suci juga bagi orang lain.
“Al-Qur’an suci bagi umat Islam dan harus suci bagi orang lain.” ujarnya.
Aksi pembakaran Al-Quran ini dilakukan Salwan Momika. Ia merupakan seorang warga negara Irak yang melarikan diri ke Swedia beberapa tahun lalu. Pria berusia 37 tahun ini melakukan aksinya saat hari raya Idul Adha. Aksi ini dilakukan di luar Masjid Pusat Stockholm, Swedia.
Aksi ini disaksikan 200 orang di lokasi. Salwan merobek lembaran Al-Quran, menggunakannya untuk mengelap sepatu, dan membakarnya.
Kecaman dari Banyak Negara
Tidak hanya Presiden Rusia, kecaman atas aksi ini juga datang dari berbagai negara di seluruh dunia.
Turki
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan menyebut penistaan Al-Quran ini sangat tercela. Ia menyatakan tindakan anti-Islam dan tidak dapat diterima, sekalipun dengan dalih kebebasan berekspresi.
“Tidak dapat diterima untuk mengizinkan tindakan anti-Islam ini dengan dalih kebebasan berekspresi. Menutup mata terhadap tindakan mengerikan seperti itu berarti terlibat,” ujarnya di twitter resmi miliknya (@hakanfidan).
Turki bahkan memblokir tawaran keanggotaan NATO Swedia. Ibu kota Swedia, Stockholm dianggap gagal menindak kelompok Kurdi yang dinilai sebagai ‘teroris’.
Irak
Pemerintah Irak menyebut, aksi ini menunjukkan semangat kebencian dan agresif yang bertentangan dengan prinsip kebebasan berekspresi.
“Tindakan ini menunjukkan semangat kebencian dan agresif yang bertentangan dengan prinsip kebebasan berekspresi. Mereka tidak hanya rasis, tetapi juga mempromosikan kekerasan dan kebencian,” ujar Pemerintah Irak.
Amerika Serikat
Selanjutnya, Amerika Serikat juga turut menyampaikan kecaman terhadap aksi ini. Amerika juga menyalahkan pemerintah Swedia yang mengizinkan aksi pembakaran Al-Quran saat demonstrasi. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Matt Miller menyebut, demonstrasi ini akan berdampak pada kemampuan Muslim untuk beragama di Swedia.
“Kami percaya bahwa demonstrasi tersebut menciptakan lingkungan ketakutan yang akan berdampak pada kemampuan Muslim dan anggota kelompok minoritas agama lainnya untuk secara bebas menggunakan hak mereka atas kebebasan beragama atau berkeyakinan di Swedia,” ujarnya.
Polisi Swedia sebelumnya telah menolak permohonan demonstrasi anti-Quran. Namun, pengadilan menolak keputusan tersebut. Penolakan permohonan dianggap melanggar kebebasan berbicara yang dilindungi.
Editor: Dimas Adi Putra