Serangan Israel di Gaza telah memasuki hari kedua, setelah gencatan senjata tujuh hari dengan Hamas berakhir. PBB mengatakan pada hari Sabtu bahwa pertempuran tersebut akan memperburuk keadaan darurat kemanusiaan yang ekstrim di Gaza.
“Neraka di Bumi telah kembali ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa, seperti dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (2/12/2023).
“Hari ini, dalam hitungan jam, banyak orang dilaporkan tewas dan terluka. Keluarga-keluarga disuruh mengungsi lagi. Harapan pupus,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths.
Dia mengatakan anak-anak, perempuan dan laki-laki di Gaza tidak mempunyai tempat yang aman untuk pergi dan sangat sedikit untuk bertahan hidup.
Hind Khoudary dari Al Jazeera di Deir el-Balah di Gaza tengah mengatakan tank-tank Israel tidak berhenti menembaki daerah kantong tersebut dan kapal-kapal perang menyerang garis pantainya.
“Rumah-rumah menjadi sasaran. Setidaknya tiga masjid dihantam. Daerah di Jalur Gaza – utara, selatan dan tengah dan tempat lain.
Tentara Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka menyerang lebih dari 400 sasaran dalam semalam, termasuk di daerah Khan Younis di selatan, tempat puluhan ribu warga sipil dievakuasi selama sebulan terakhir.
Pemandangan udara dari tim pencarian dan penyelamatan Palestina dan warga sipil yang berkumpul untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di antara puing-puing bangunan di Deir Al Balah.
Perundingan Gagal
Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Palestian berjalan buntu dan Tim negosiator Mossad Isreal telah diperintahkan untuk meninggalkan Qatar untuk kembali ke Israel.
“Karena perundingan menemui jalan buntu dan mengikuti instruksi dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Kepala Mossad David Barnea memerintahkan tim perunding di Doha, Qatar, untuk kembali ke rumah,” tulis laporan Times of Israel dengan narasumber dari kantor Netanyahu yang dikeluarkan atas nama badan intelijen.
Laporan itu menyebutkan alasan kebuntuan perundungan adalah karena Hamas tidak bersedia memenuhi perjanjian gencatan senjata beberapa hari lalu, yaitu membebaskan semua sandera perempuan dan anak-anak.
“Kelompok teror Hamas tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian yang mencakup pembebasan semua perempuan dan anak-anak yang ada dalam daftar yang diberikan kepada Hamas yang mengizinkannya,” kata pernyataan itu, menurut Times of Israel.
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu