Home » Prabowo: Indonesia Capai Swasembada Pangan di Tengah Ancaman Kelaparan Akibat El Nino dan Konflik Geopolitik

Prabowo: Indonesia Capai Swasembada Pangan di Tengah Ancaman Kelaparan Akibat El Nino dan Konflik Geopolitik

by Administrator Esensi
2 minutes read
Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto sedang memotong jagung dengan mengunakan mesin di Lombok, NTB, pada February 2023 lalu. Foto: IG prabowo

ESENSI.TV - JAKARTA

Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto berkomitmen untuk mencapai swasembada pangan nasional. Hal itu untuk mengantisipasi kelangkaan bahan makanan dunia, di tengah ancaman el nino dan konflik geopolitik.

Swasembada pangan harus menjadi prioritas karena akan mendukung kemandirian dan kedaulatan nasional. Juga meningkatkan kesejahteraan petani, serta memastikan masyarakat sebagai konsumen mendapatkan harga pangan terjangkau.

“Dengan swasembada pangan, semua kebutuhan pokok terpenuhi dengan harga-harga yang terjangkau. Semua petani bisa tersenyum karena harga jual produk mereka bagus,” jelas Ketua Umum Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju Rosan Perkasa Roeslani dalam keterangannya soal target yang ingin dicapai dalam Pemerintahan mendatang, Selasa (14/11/2023).

Kelaparan Mengancam Dunia

Dalam berbagai kesempatan, jelas Rosan, Prabowo Subianto selalu mengingatkan bahwa kelaparan menjadi ancaman bagi dunia. Hal itu sebagai akibat dampak negatif dari perubahan iklin.

Sedangkan, Indonesia memiliki potensi menciptakan swasembada pangan dari kekayaan alam yang dimilikinya. Untuk itu, Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju telah menyusun cara konkret yang akan dilakukan guna mencapai swasembada pangan dalam jankga menengah.

Tentunya, jika Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2024 -2029, pemerintahannya segera mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Utamanya agar menjadi lumbung pangan desa, daerah dan nasional untuk menciptakan swasembada pangan nasional.

Peningkatan Produktivitas Lahan

Rosan menambahkan untuk mencapai swasembada pangan, dibutuhkan peningkatan produktivitas lahan pertanian. Upaya ini diwujudkan melalui berbagai program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan.

“Kedua program tersebut dilakukan di level desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan nasional secara lebih efektif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Komoditasnya seperti padi, jagung, kedelai, singkong, tebu, sagu, dan sukun,” jelas Rosan.

Baca Juga  Respons Zulhas soal Wacana Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Dia mengatakan, Prabowo-Gibran menargetkan minimal tambahan 4 juta ha luas panen tanaman pangan tercapai tahun 2029. Berbekal tambahan luas panen minimal 4 juta ha yang fokus pada tanaman padi, maka produksi padi akan bertambah minimal sebesar 20 juta ton. Angka ini didapat berdasarkan asumsi produktivitas lahan 5 ton per ha, atau setara dengan 10 juta ton beras (asumsi rendemen 50%).

Kedaulatan Pangan dan Energi

Lebih jauh, Rosan Roeslani mengatakan mencapai  swasembada pangan, energi dan air merupakan syarat utama dari kemandirian dan kedaulatan sebuah negara. Untuk itu, maka pencapaian swasembada pangan, energi dan air harus dilakukan secara cepat dan seksama.

Sementara itu, untuk program pangan di antaranya dengan pengembangan program food estate. Terutama untuk padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.

Dalam hal energi, Indonesia berpeluang menjadi raja energi hijau dunia melalui pengembangan beberapa produk. Seperti pertama, bio-diesel dan bio-avtur dari kelapa sawit. Kedua, bio-ethanol dari tebu dan singkong

Ketiga, energi hijau lainnya dari air, angin, gelombang laut, matahari, dan panas bumi.

“Pada tahun 2029 dengan sumber daya alam yang ada, program biodiesel B50 dan campuran ethanol E10 akan terlaksana,” terang Rosan lagi.

Sementara itu, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) perlu didorong untuk menjadi solusi penyediaan energi listrik di daerah pedalaman.
Kecukupan air akan dijamin melalui manajemen air yang baik, sehingga tersedia pada saat kemarau dan tidak menyebabkan bencana saat musim hujan.

“Semua kebutuhan pokok terpenuhi dengan harga-harga yang terjangkau,”

 

 

Editor: Erna Sari Girsang/Raja H. Napitupulu/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life