Home » Ratusan Pengangguran di Karawang Demo Minta Kerjaan

Ratusan Pengangguran di Karawang Demo Minta Kerjaan

by Lyta Permatasari
2 minutes read
Demo Pengangguran Karawang

ESENSI.TV - KARAWANG

Ratusan warga pengangguran di Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang tergabung dalam Gerakan Pengangguran Remaja Karawang atau “Geprek Menggelar” demo di depan kantor Bupati Karawang pada Rabu (7/6/2023).

Massa merasa kesal dan menuntut aspirasi terkait lowongan pekerjaan di perusahaan di Kabupaten Karawang. Massa merasa aspirasi tidak didengar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, meski sebelumnya sudah melakukan rapat dengar pendapat. Adapun tuntutan unjuk rasa kali ini di antaranya, Warga Karawang di prioritaskan saat perekrutan tenaga kerja dengan kuota sedikitnya 500 orang setiap bulan.

Massa pengangguran pun mengancam akan menurunkan jumlah pengunjuk rasa yang lebih besar, jika demo kali ini tidak ditanggapi oleh Pemerintah Kabupaten Karawang.

4 Tantangan Ini Jadi Kendala Kemnaker Turunkan Angka Pengangguran

Hingga saat ini, pendidikan yang rendah menjadi salah satu tantangan yang dihadapi para pencari kerja. Selain itu, kondisi itu diperparah lagi dengan rendahnya kompetensi yang dimiliki.

Dalam Rakornas yang bertema ‘Kebijakan Ketenagakerjaan dalam Pengurangan Angka Pengangguran’ Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, mengatakan ada empat tantangan yang mereka hadapi dalam menurunkan angka pengangguran.

Pertama, adalah pengangguran yang mengalami hopeless of job atau pengangguran yang merasa tak mungkin memperoleh pekerjaan. Dari total 8,4 juta orang pengangguran, kata Ida Fauziyah, sebanyak 2,8 juta atau 33,45 persen mengalami hopeless of job.

“Dan, dari 2,8 juta orang pengangguran yang mengalami situasi hopeless of job tersebut, sekitar 76,90 persen berpendidikan rendah, yakni lulusan SMP ke bawah,” terangnya.

Baca Juga  Demo Kepung Istana, Buruh Tolak Perbudakan Modern

Jadi, karena tingkat pendidikan rendah, kata Menaker Ida, mereka tak memiliki harapan untuk memiliki pekerjaan. Ini mengindikasikan tingkat pendidikan mereka tak mampu menyiapkan mereka memasuki pasar kerja, baik pendidikan yang rendah maupun kompetensi mereka.

Tantangan kedua dalam menurunkan jumlah pengangguran lanjut Ida Fauziyah, adalah tekanan untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja, khususnya di sektor formal. Tantangan ketiga adanya nilai budaya kerja baru.

“Generasi Y dan Z yang masuk dalam pasar kerja telah membawa nilai-nilai budaya kerja baru. Misalnya nilai work-life-balance, pekerjaan yang bermakna dan worktainment,” kata Ida Fauziyah.

Tantangan keempat lanjut Ida Fauziyah, yakni risiko mismatched (ketidaksesuaian antara supply and demand) akibat digitalisasi.

Ida Fauziyah menambahkan kunci untuk mengatasi pengangguran di pasar kerja yakni menciptakan pasar tenaga kerja yang inklusif.

“Kemnaker telah membuat kebijakan Active Labour Market Policy (AMLP) untuk menciptakan pasar kerja yang inklusif dan penurunan pengangguran,” ujarnya.

 

 

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life