Ribuan umat Buddha melakukan prosesi Puja atau jalan kaki dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Mereka berjalan sambil melantunkan Parita Suci dalam rangka memperingati Hari Suci Asadha 2567 BE, Minggu (23/7/23).
Prosesi ini diikuti oleh para bhikkhu, samanera, atthasilani, serta ribuan umat dari seluruh daerah di Indonesia dan manca negara. Seperti Amerika, Australia, Singapura, Thailand dan Malaysia.
“Peringatan Asadha mengingatkan kita akan nilai kemuliaan, kemanusiaan, toleransi, dan persatuan di antara umat manusia,” ujar Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi.
Dalam Puja, peserta mengantarkan Relik Guru Agung Buddha Gautama dari Candi Mendut sampai ke Candi Borobudur menggunakan Kereta Kencana Mahadhatu.
Kereta kencana ini didesain langsung oleh Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera atau yang biasa dikenal Bhante Pannavaro.
Prosesi Puja ini merupakan rangkaian dari kegiatan Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Asalha Mahapuja tahun 2023.
Yang diselenggarakan oleh Sangha Theravada Indonesia (STI) bersama Atthasilani Theravada Indonesia (Astinda). Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi), Wanita Theravada Indonesia (Wandani) dan Pemuda Theravada Indonesia (Patria).
Supriyadi juga menyampaikan, Hari Raya Suci Asadha ini merupakan peringatan atas sebuah peristiwa suci yang terjadi di masa kehidupan Buddha Gautama.
Di mana beliau menyampaikan ajaran Dhamma Buddha untuk pertama kalinya.
“Buddha Gautama mengajarkan kepada umat manusia agar umat Buddha dapat meraih kebahagiaan sejati. Umat Buddha diajarkan untuk menyadari dan mengakui bahwa fenomena kehidupan tentang adanya penderitaan,” sebutnya.
Menurutnya, dalam ajaran Buddha, kesadaran itulah jalan yang membebaskan manusia dari penderitaan. Yaitu mengakhiri cara hidup yang ekstrim dalam pemuasan nafsu.
“Kata kunci yang diajarkan adalah memutus sebab penderitaan,” tambahnya. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang