Home » Sering Buat Para Ibu Panik, Ini 14 Mitos dan Fakta Soal Menyusui

Sering Buat Para Ibu Panik, Ini 14 Mitos dan Fakta Soal Menyusui

by Erna Sari Ulina Girsang
4 minutes read
Ilustrasi Ibu menyusui. Foto:Image by Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Menyusui sudah dilakukan para ibu sejak zaman dahulu kala, sehingga tidak jarang banyak orang yang  merasa paling tahu, akibatnya ramai mitos dan fakta soal menyusui yang  beredar di masyarakat.

Sebagai salah satu ciri makhluk mamalia, perempuan umumnya dapat menyusui, Air susu ibu alias ASI akan muncul setelah melahirkan dan bertahan rata-rata maksimal hingga 2 tahun.

Berbagai informasi beredar di publik soal menyusui, mulai dari hasil penelitian empiris hingga dari mulut ke mulut dan bertahan dari generasi ke generasi.

Bahkan tidak jarang, informasi itu tidak masuk akal sebenarnya, tetapi masih tetap dijalankan hingga saat ini. Berikut mitos dan jawaban atas fakta yang sebenarnya soal menyusui, seperti dilansir dari UNICEF.

1. Mitos: Menyusui itu mudah

Fakta:

Bayi terlahir dengan refleks alamiah untuk mencari payudara ibu. Namun, banyak ibu yang memerlukan bantuan untuk posisi dan pelekatan agar bayi dapat nyaman menyusu dan memastikan bayi melekat dengan benar. Hal ini membutuhkan waktu dan latihan bagi ibu dan bayinya. Selain itu, menyusui adalah kegiatan yang menyita waktu, sehingga ibu perlu diberikan ruang dan dukungan yang memadai di rumah dan di tempat kerja.

2. Mitos: Nyeri saat menyusui itu wajar; nyeri pada puting seperti puting lecet memang tidak bisa dihindari.

Fakta:

Banyak ibu yang merasa tidak nyaman pada hari-hari pertama setelah melahirkan. Namun, puting lecet dapat dihindari jika ibu mendapatkan bantuan posisi dan pelekatan ketika menyusui. Bagi ibu yang menghadapi tantangan menyusui, seperti puting lecet ini, bantuan dari konselor menyusui atau tenaga kesehatan yang kompeten di bidang laktasi akan sangat membantu mengatasi masalah ini.

3. Mitos: Puting harus dibersihkan sebelum ibu menyusui.

Fakta:

Membersihkan puting sebelum ibu menyusui sebenarnya tidak perlu dilakukan. Ketika lahir, bayi sudah sangat mengenal aroma dan suara ibunya. Puting juga mengeluarkan aroma yang dikenali bayi dan memiliki “bakteri baik” yang membantu bayi membangun kekebalan tubuh hingga seumur hidupnya.

4. Mitos: Bayi baru lahir seharusnya dipisahkan dari ibunya agar ibu dapat beristirahat.

Fakta:

Para dokter, perawat, dan bidan sering kali mendorong Inisiasi Menyusu Dini melalui kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi segera setelah kelahiran. Mendekatkan bayi dengan ibu, sehingga kulit saling menempel, adalah langkah penting untuk membantu bayi menemukan dan melekat pada payudara ibu. Jika hal ini dapat dilakukan dalam satu jam setelah kelahiran, dan sering diulang kembali setelahnya, proses menyusui dapat berjalan lebih lancar. Apabila ibu kesulitan melakukannya sendiri, pasangan atau anggota keluarga lain dapat membantu ibu.

5. Mitos: Ibu menyusui hanya boleh makan makanan minim bumbu.

Fakta:

Ibu menyusui, sama halnya dengan orang lain, membutuhkan menu makanan bergizi seimbang. Secara umum, ibu tidak perlu mengubah pola makannya. Bayi sudah terpapar pilihan makanan yang dikonsumsi ibu sejak dalam kandungan. Berkonsultasilah dengan dokter apabila bayi menampakkan reaksi tertentu terhadap makanan yang dikonsumsi ibu.

6. Mitos: Rasa ASI dapat berubah karena olahraga.

Fakta:

Berolahraga itu menyehatkan, termasuk untuk ibu menyusui. Tak ada buki yang menunjukkan olahraga mengubah rasa ASI.

7. Mitos: Menyusui akan menjadi sulit bila tidak dimulai segera setelah kelahiran.

Fakta:

Menyusui akan lebih mudah dilakukan segera sejak satu jam pertama setelah kelahiran, karena pada masa inilah refleks bayi sangat kuat. Mereka siap untuk menyusu langsung dari ibu. Jika ibu tidak dapat melekat dengan bayinya segera setelah melahirkan, maka lakukanlah setelah keadaan memungkinkan. Ibu yang perlu bantuan untuk melekatkan dan memosisikan bayi, dapat bertanya kepada konselor menyusui atau tenaga kesehatan yang kompeten di bidang laktasi. Selain itu, kontak kulit-ke-kulit sesering mungkin akan membantu memulai proses menyusui.

Baca Juga  K-Pop dan Budaya Fanatisme: Penggemar yang Dedikasi Banget!

8. Mitos: Ibu jangan pernah memberikan susu formula jika ingin menyusui/memberikan ASI.

Fakta:

Ibu mungkin saja memutuskan memberikan bayinya susu formula pada waktu-waktu tertentu sekaligus tetap menyusui. Yang terpenting, carilah informasi objektif tentang susu formula dan produk lain pengganti ASI. Agar produksi ASI terjaga, bayi perlu disusui secara langsung dan sesering mungkin. Ibu dapat menemui konselor menyusui atau tenaga kesehatan yang kompeten untuk membantunya menemukan cara yang tepat untuk dapat meneruskan menyusui.

9. Mitos: Banyak ibu tidak menghasilkan cukup ASI.

Fakta:

Hampir semua ibu dapat memproduksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayinya. Produksi ASI dipengaruhi oleh posisi dan pelekatan, frekuensi menyusui, dan isapan bayi saat menyusu. Menyusui bukanlah tugas seorang ibu semata, mereka membutuhkan dukungan baik dari keluarga di rumah maupun tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Ibu perlu menjaga kesehatannya dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang dan minum yang cukup.

10. Mitos: Ibu tidak boleh menyusui saat sedang sakit.

Fakta:

Pada umumnya, ibu yang sedang sakit tetap dapat terus menyusui bayinya walaupun tergantung jenis penyakitnya. Ibu perlu memastikan dirinya mendapatkan perawatan yang tepat, istirahat, cukup makan dan minum. Dalam banyak kasus, antibodi yang dihasilkan tubuh ibu untuk melawan penyakit akan diteruskan kepada bayi melalui ASI, sehingga bayi pun dapat membangun kekebalan tubuhnya sendiri.

11. Mitos: Ibu yang menyusui tidak dapat minum obat apa pun.

Fakta:

Ibu yang menyusui perlu menyampaikan kepada dokter bahwa dirinya sedang menyusui dan membaca dengan teliti keterangan semua jenis obat yang dibelinya dengan bebas di apotek. Mungkin, obat harus diminum pada waktu tertentu atau dalam dosis tertentu, atau ibu membutuhkan formula obat yang berbeda. Ibu juga perlu menyampaikan semua jenis obat yang dikonsumsinya kepada dokter anak.

12. Mitos: Bayi yang disusui akan menjadi manja.

Fakta:

Semua bayi berbeda-beda. Ada yang manja, ada pula yang tidak, terlepas dari metode pemberian makannya.

13. Mitos: Bayi yang disusui lebih dari satu tahun akan sulit disapih.

Fakta:

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bayi yang menyusu lebih dari satu tahun lebih sulit disapih. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa menyusui hingga dua tahun memberikan manfaat, baik bagi ibu maupun bayi. Semua ibu dan bayi berbeda-beda, dan merekalah yang dapat menentukan berapa lama periode menyusui berlangsung.

14. Mitos: Ibu yang akan kembali bekerja harus menyapih bayinya.

Fakta:

Banyak ibu yang melanjutkan menyusui meski telah kembali bekerja. Pertama, cek dahulu kebijakan pemberian ASI yang berlaku di tingkat nasional dan tempat kerja. Jika ibu diberikan waktu dan ruangan khusus untuk menyusui pada jam kerja, mungkin ibu dapat pulang sebentar ke rumah atau meminta anggota keluarga membawa bayinya ke kantor; atau, ibu dapat memerah ASI untuk dibawa pulang. Bagi yang tidak mendapatkan waktu khusus untuk menyusui pada jam-jam kerja, carilah waktu yang pas untuk memerah ASI, kemudian susui bayi secara langsung setelah pulang. Dalam hal ibu memutuskan menggunakan produk pengganti ASI pada siang hari, ibu tetap dapat melanjutkan menyusui secara langsung setiap kali sedang bersama bayinya.

Itu dia mitos dan fakta soal menyusui, semoga bermanfaat dan tidak lagi membuat panik bagi para ibu.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life