Fenomena suicide obsession atau kecenderungan ingin bunuh diri di era saat ini kian meningkat. Tidak hanya kecenderungan, tetapi memang ingin bunuh diri karena sudah frustasi dengan permasalahan yang ada.
World Health Organization (WHO) yang merupakan organisasi kesehatan dunia, mencatat lebih dari satu juta orang meninggal dunia disebabkan oleh bunuh diri. Bahkan menurut prediksi, satu orang meninggal setiap 20 detik sekali karena bunuh diri.
Baru-baru ini terjadi kejadian bunuh diri oleh seorang kepala rumah tangga di Kampung Muara Bahari. Lelaki yang berinisial AH (54) ini ditemukan tergeletak di kamar rumahnya. Kondisinya amat miris. Dua pisau dapur tertancap di perut.
Percobaan bunuh diri ini terjadi di Tanjung Priok, Jakarta Utara pada hari Senin (24/07/2023). AH mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.
Diketahui latar belakang AH mencoba untuk bunuh diri karena tidak sanggup menanggung beban biaya sekolah anak-anaknya. Sebelumnya, ia sempat mengeluh sakit pada lambungnya. AH pun memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Ayah empat anak itu mengenyam Pendidikan di sekolah swasta yang ada di Jakarta. Adanya Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang dimilikinya ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya. KJP yang diterima setiap bulannya hanya sebesar 250.000 rupiah.
Adik ipar AH, yaitu Yati mengatakan bahwa anak AH ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMA. Namun, AH hanya mampu hingga lulus SMP saja.
“Dia pengin anak nomor dua melanjutkan sekolahnya. Saya bilang, ‘Ya sudah. Nggak apa-apa sampai lulus SMP’. Nah, dia penginnya diteruskan ke SMA,”ungkap Yati.
Yati mengatakan uang yang diterima dari KJP yang bernilai 250.000 rupiah itu tidak cukup untuk ketiga anaknya. Hal inilah yang membuat AH ingin membunuh dirinya sendiri.
Yati mendapati AH mengasah pisau di dapur. Sedangkan anaknya, LH mengira pisau tersebut akan digunakan untuk membersihkan gelas atau botol plastik yang sudah dikumpulkan dan hendak dijual. AH pun masuk ke dalam kamar.
Anak AH kemudian membeli makanan di luar. Namun usai itu, ia mendapati ayahnya sudah berada di kamar dan tertancap pisau di bagian perutnya.
“Usai membeli maknaan, anak nomor dua (LH) ke kamar buat tawarkan makanan ke bapaknya. Ternyata sudah ada dua pisau (tertancap) di perut. Yang satu lagi dipegang,” ujar Yati.
AH pun langsung dilarikan ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif.
Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen
Mengelola dan menyimpan daging qurban dengan benar sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan konsumsinya.…
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengendalikan inflasi dengan menerapkan strategi kebijakan 4K.…
Baru-baru ini, beredar video Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, yang menjadi sorotan publik setelah…
Pada musim 2024/2025, sejumlah klub Eropa gagal lolos ke kompetisi Eropa akibat masalah finansial yang…
Survei terbaru menunjukkan bahwa penggunaan uang tunai di Indonesia terus menurun pada tahun 2024. Menurut…
Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan warga penerima untuk tidak…