Sobat esensi kalian tahu gak? Milenial dan Gen Z di Indonesia sekarang berada di posisi penting dalam Pemilihan Umum (pemilu) 2024 mendatang, lho! Jumlah pemilihnya juga gak main-main, bahkan mereka mendominasi di kalangan yang memiliki hak untuk mencoblos.
Hal ini secara umum bisa dilihat bahwa mereka sangat berpengaruh terhadap demokrasi di Indonesia. Salah satu contoh secara khusus banyaknya jumlah anak muda yang sangat besar dapat mempermudah para capres dalam berkampanye.
Apalagi sekarang era digitalisasi kan? Ini bisa dimanfaatkan oleh para capres dan caleg-caleg lainnya untuk bisa menarik minat anak muda secara signifikan.
Cara Menarik Minat Gen Z
Generasi Z dan millenial saat ini dihadapkan dengan era digitalisasi, yang membuat segala kebutuhan hidup mereka bisa di akses dengan mudahnya lewat media aplikasi atau perangkat secara online.
Untuk menarik perhatikan para gen z ini, saat ini banyak caleg-caleg yang berkampanye lewat media online, dalam hal ini lewat sosial media pribadi mereka.
Mereka banyak menawarkan kemudahan-kemudahan yang nantinya akan bisa diakses. Dalam hal ini target utama mereka ialah para gen z dan millenial. Oleh karena itu, mereka berlomba-lomba buat video dan postingan semenarik mungkin untuk menarik minat anak muda dalam berpolitik dan memilihnya.
Merujuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU), ada 113 juta pemilih atau 56,45 persen dari kelompok milenial dan Gen Z. Jika dirinci, milenial sebanyak 66,8 juta sementara Gen Z sebesar 46,8 juta.
Beda Generasi Beda Pula Cara Memilih Capres
Generasi muda sekarang juga tentu berbeda dibanding 10-20 tahun lalu dalam menyaring pilihan calon presiden serta isu yang mereka anggap patut diseriusi.
Bahkan berdasarkan hasil survei, kaum milenial dan gen Z saat ini sangat peduli dengan isu korupsi, lingkungan dan kesejahteraan. Pengalaman memimpin kandidat presiden jadi indikator penting bagi mereka, sementara kemampuan retorika calon pemimpin berada di nomor sekian.
Karakter Calon Pemimpin Yang Menarik Bagi Gen Z
Pada 2022, anak muda cenderung menyukai calon presiden dengan karakter jujur dan antikorupsi. Presentasenya mencapai 34,8 persen. Padahal di 2019 lalu, karakter ini hanya 11,1 persen.
“Pemimpin yang jujur/tidak korupsi diminati dan dibutuhkan pemilih muda dalam pemilu 2024 nanti,” mengutip hasil riset CSIS 2022.
Fenomena itu sejalan dengan penurunan tingkat kepercayaan publik terutama gen z terhadap KPK. Anak-anak muda sangat percaya bahwa demokrasi adalah sistem terbaik. Atas dasar itu, mereka peduli dengan pemberantasan korupsi demi keoptimalan demokrasi di tanah air.
Aktif di Sosial Media
Selain tidak korupsi, anak-anak muda juga senang dan respect terhadap pemimpin yang aktif dan kreatif di sosial medianya. Karena sekarang mereka lebih mudah mengakses informasi apa saja yang sedang dilakukan ole para caleg favoritnya.
Selain itu, mereka kerap membagian komentar berupa saran dan supportnya sesaat ketika postingan itu terbit di sosmed pribadi caleg tersebut. Mereka menganggap, apabila komentarnya dibalas di sosial media milik para caleg tersebut, suara mereka dapat lebih mudah di dengar.
Editor : Firda Syafira / Addinda Zen