Home » Tiga Strategi Gaet Anak Muda pada Pemilu 2024

Tiga Strategi Gaet Anak Muda pada Pemilu 2024

by Junita Ariani
2 minutes read
anak muda

ESENSI.TV - JAKARTA

Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk menarik minat anak-anak muda agar aktif berpartisipasi dalam pemilihan umum atau Pemilu tahun 2024.

Ketiga strategi itu menurut pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto adalah isu yang menarik, pemanfaatan multiplatformkomunikasi, dan pendekatan komunitas.

Menurut dia, generasi muda milenial (lahir tahun 1981-1996) dan generasi Z (lahir tahun 1997-2012) sangat peduli dengan isu-isu tertentu.

Misalnya, isu lapangan pekerjaan dan industri kreatif sehingga partai politik, calon legislatif atau calon presiden harus jeli melihat hal ini.

“Kalau isu-isu yang dekat dengan keseharian anak-anak muda ini ditampilkan maka hal itu bisa jadi semacam mood booster bagi kehadiran mereka di tempat pemungutan suara nanti,” katanya.

Strategi menggaet anak-anak muda berikutnya adalah pemanfaatan multiplatform komunikasi.

Informasi politik di media arus utama, kata Gun Gun, tidak terlalu menarik bagi anak-anak muda.

Mereka cenderung scrolling untuk melihat sesuatu yang tengah viral, easy listening, atau mungkin juga ‘mudah dikunyah’ di media sosial.

Partai tidak bisa lagi mengajak orang untuk memilih kandidatnya dengan model linear atau searah, namun harus membangun model resiprokal atau timbal-balik.

“Penyelenggara semisal KPU dan Bawaslu juga harus memanfaatkan media sosial apa pun yang memungkinkan daya jangkau diseminasi agar menyentuh anak-anak muda,” katanya.

Baca Juga  Polri Batasi Usia Personel Pengamanan Pemilu 2024 Maksimal 50 Tahun

Hal ini kata Gun Gun, bisa menjadi jembatan dengan anak-anak muda dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi tertarik, dari tertarik mempertimbangkan, dari mempertimbangkan pada akhirnya nanti akan memilih.

Pendekatan Berbasis Hubungan

Strategi ketiga yang bisa mendongkrak partisipasi anak muda dalam pemilu, yaitu pendekatan berbasis hubungan, pemberdayaan dan pelayanan komunitas.

Menurut Gun Gun, anak-anak muda cenderung berkerumun atau membentuk komunitas, baik yang bersifat offline ataupun online. Misalnya, komunitas hobi berlari, trekking, motor, games, dan lainnya yang sifatnya produktif.

Kecenderungan berkumpul yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan pelibatan anak-anak muda dalam politik (political engagement).

Menurut Gun Gun, penting sekali menggarap basis komunitas dengan serius. Dari perspektif penyelenggara pemilu, misalnya, maka sebaiknya hindari menggelar seminar di hotel atau lokakarya yang old school.

Cara mengemasnya jangan terlalu kaku dengan model narasumber atau seperti kuliah, namun dialog interaktif atau bahas hal-hal sederhana dengan entry point yang menarik.

“Lakukan di kafe, sehingga kalau kalau key person atau key audience dari komunitas bisa dipegang, maka saya pikir partisipasi anak muda akan semakin meningkat,” papar Gun Gun. *

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life