Home » Waduh… 4 Daerah Ini Punya Bocil Yang Menghisap 119 Batang Rokok per Minggu

Waduh… 4 Daerah Ini Punya Bocil Yang Menghisap 119 Batang Rokok per Minggu

by Administrator Esensi
2 minutes read
Ilustrasi Rokok

ESENSI.TV - JAKARTA

Pernahkah kamu bayangkan anak berusia lima tahun ke atas merokok sebanyak 17 batang per hari? Atau 119 batang rokok per minggu? Meski cukup memprihatinkan, namun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat empat provinsi di Indonesia. Yang mempunyai anak usia lima tahun ke atas yang merokok dengan jumlah sangat banyak.

Keempat daerah itu adalah Provinsi Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, dan Sulawesi Barat. Sementara itu, secara nasional jumlah rokok yang dihisap setiap harinya mencapai 12 batang per hari atau 84 batang per minggu.

Sisi sebaliknya, BPS juga mencatat 4 daerah yang penduduk berusia lima tahun ke atas yang menghisap rokok paling sedikit setiap harinya.

Daerah-daerah tersebut adalah, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Maluku yang anak berusia lima tahun ke atas menghisap masing-masing 8 batang per hari. Sementara itu, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Papua menghisap 9 batang per hari.

Berdasarkan kelompok umur 5-9 tahun, jumlah rokok yang dihisap per hari sebanyak 12 batang. Sedangkan usia 10-14 tahun, jumlah rokok yang dihisap 8 barang per hari.

Jenis-Jenis Rokok

Selain rokok tembakau, penggunaan rokok elektrik juga perlu menjadi perhatian karena penggunaannya yang semakin banyak di masyarakat.

Hasil dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) menunjukkan jika terjadi peningkatan pengguna rokok elektrik sekitar 3,00 persen poin sejak tahun 2011 ke tahun 2021.

Sejak tahun 2022, Susenas Maret juga mengumpulkan penggunaan rokok elektrik selama sebulan terakhir. Sebanyak 3,74 persen penduduk berumur 15 tahun ke atas merokok menggunakan rokok elektrik selama sebulan terakhir pada tahun 2022.

Berbeda dengan penggunaan rokok hisap tembakau yang persentasenya lebih tinggi di daerah perdesaan. Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok menggunakan rokok elektrik sedikit lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan di daerah perdesaan.

Baca Juga  Selama Januari 2024, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$2,02 Miliar

Dampak Merokok Bagi Anak

Penyakit kardiovaskular utamanya, merupakan penyebab kematian tertinggi pada penduduk usia produktif dan lansia.

Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko berbagai penyakit tidak menular, termasuk penyakit kardiovaskular.

WHO menyebutkan jika perokok memiliki risiko terkena stroke dua kali lebih tinggi dan risiko terkena penyakit jantung empat kali lebih tinggi.

Rokok tembakau yang dihisap berbahaya karena mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk setidaknya 250 bahan kimia beracun yang juga dapat menyebabkan kanker.

Di samping itu, rokok juga memiliki zat adiktif yang menyebabkan seseorang ketergantungan sehingga sulit untuk berhenti. Merokok pada usia dini semakin meningkatkan bahaya merokok.

Penelitian menunjukkan jika semakin muda seseorang memulai merokok, kecenderungan untuk menjadi perokok rutin ketika menjadi dewasa juga akan semakin tinggi.

Kebijakan Pemerintah Menekan Peningkatan Angka Perokok

Mengingat tingginya bahaya merokok bagi kesehatan, pemerintah Indonesia terus mengupayakan berbagai program untuk menurunkan prevalensi merokok.

Beberapa peraturan yang telah dibuat untuk mengurangi penggunaan rokok di masyarakat di antaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan yang telah menghimbau mengenai Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pengemasan dan pelabelan, pembatasan iklan produk rokok.

Termasuk sponsor tembakau dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau yang diubah menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2017.

Peraturan tersebut mengatur pencantuman label peringatan kesehatan yang harus menutupi 40 persen kemasan rokok. Tren persentase penduduk yang merokok dalam tiga tahun terakhir menunjukkan fluktuasi.

 

Penulis: Evangeline Guinevere
Editor: Dimas Adi Putra/Nabila Tias Novrianda

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life