Home » Anak Bangsa dan Temuannya, Jatuh Bangun Hingga Pecahkan Rekor

Anak Bangsa dan Temuannya, Jatuh Bangun Hingga Pecahkan Rekor

by Administrator Esensi
2 minutes read
Pencipta Konstruksi Bangunan Tahan Gempa, Ir. Ryantori.

ESENSI.TV - JAKARTA

Mempelajari ilmu konstruksi, apalagi berusaha untuk menemukan rumusnya bukanlah hal yang mudah. Namun, hal ini tidak menjadi beban bagi para alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Mereka adalah Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto. Untuk mencegah adanya kerusakan bangunan dari gempa, mereka menelusuri dan meneliti akar dari permasalahan ini.

Awal Mula KSLL Lahir

Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah sistem pondasi dangkal pertama di dunia yang mampu memaksa tanah untuk berfungsi sebagai struktur tanpa membuat tanah menjadi beban.

Perjalanan penemuan KSLL tentunya tidak mudah. Mulanya Ir. Ryantori melamar di perusahaan konstruksi pada tahun 1976 di Surabaya.

“”Pak Cip (Ir. Sutjipto), sehari sebelumnya melamar di situ. Beda lima angkatan dari saya. Waktu itu Pak Cip cuti kuliah dan sudah bekerja. Tahun 1976 awal beliau pindah kerja,  sehari kemudian saya melamar di tempat yang sama,” jelasnya.

Oleh direktur perusahaan tersebut mereka ditantang untuk memecahkan permasalahan lantai dasar proyek perusahaan yang rusak. Proyek ini terletak di Kawasan Surabaya Timur.

“Akhirnya kami berdua ke sana. Yang menarik, dari ketiga bangunan itu dua pondasi dangkal dan satu pondasi dalam. Dua bangunan lantainya naik, satunya lantai ambles. Jadi, kesimpulannya kalau begitu harusnya gedung tidak boleh dipisahkan antara lantai dengan kolom harus satu kesatuan,” ulasnya.

Aksi Nekad Membuahkan Hasil

Diskusi dan tukar pikiran pun mereka lakukan. Mereka sepakat untuk membawa hasil penemuannya ke kampus dan menunjukkan kepada dosen. Sayangnya, mereka mendapatkan respon negatif. Mirisnya, penemuan mereka disebutkan hanya akal-akalan. Bukan penemuan.

Baca Juga  Keanekaragaman Budaya dan Adat Istiadat Indonesia: Pesona yang Tak Terbatas

“Akhirnya kami nekat kirim surat ke semua kampus nantang untuk presentasi,” kata Ir. Ryantori.

Di salah satu kampus di Jakarta, mereka bertemu Prof. Dr. Ir. Rooseno yang digelari Bapak Beton Indonesia, sekaligus mantan Menteri PU pertama zaman Presiden Soekarno.

“Terus beliau mendengarkan kami presentasi. Setelah selesai, kami dipanggil. Beliau menawarkan diri menjadi mentor. Bayangkan saja, seperti nemu durian runtuh. Wong kami ini sedang cari mentor dan ditolak di kampus,” papar pria kelahiran Surabaya tersebut.

Gempa Aceh Membuka Mata

Mereka pun giat menjadi rumus dari penemuan yang diperoleh. Selama 5 tahun, Prof. Rooseno mementori proyek ini dan menugaskan untuk mencari literatur yang berhubungan dengan komposit di Yogyakarta. Dalam 5 tahun itu pula mereka memastikan rumus yang pas dan cocok untuk menentukan positioning konstruksi.

“Prof. Rooseno berpesan, jadilah raja di bangunan tanggung. Karena bangunan tinggi luas tapaknya kecil,” paparnya.

Penemuan tersebut ternyata sempat ditentang oleh rezim orde baru. Namun, gempa bumi yang terjadi pada 26 Desember 2014 memberikan harapan. Konstruksi yang mereka temukan menjadi bukti solusi tahan gempa.

Ia mengatakan, KSLL adalah konstruksi gotong-royong seluruh tapak bangunan. Banyak sekali kelebihannya hingga mampu mencetak tiga rekor dunia.

Editor: Nabila Tias Novrianda

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life