Home » Badan Geologi Rilis Rekomendasi Terkait Gempa Yogyakarta

Badan Geologi Rilis Rekomendasi Terkait Gempa Yogyakarta

by Ale Luna
2 minutes read
Badan Geologi Rilis Rekomendasi Terkait Gempa Yogyakarta (Ilustrasi)/BMKG

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis rekomendasi terkait gempa yang mengguncang Bantul, Yogyakarta pada Jumat (30/6) lalu.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sugeng Mujiyanto mengatakan bahwa pihaknya merekomendasikan bangunan di daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi.

“Hal ini guna menghindari risiko kerusakan karena wilayah bagian selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus lebih ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural,” kata Sugeng dalam keterangan resmi yang dilansir laman www.esdm.go.id, Senin (3/7).

Meski demikian, kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) yaitu, retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Sebelumnya, gempa berkekuatan Magnitudo 6,4 – yang datanya diperbarui menjadi M 6,0 – mengguncang Bantul, Yogyakarta yang berpusat di Samudera Hindia dengan jarak 87,1 kilometer barat daya – selatan Kota Bantul.

Sugeng mengungkapkan, lokasi terdekat dengan pusat gempa bumi adalah daerah selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Morfologi daerah tersebut pada umumnya merupakan dataran, dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal pada bagian utara. Wilayah pantai daerah tersebut secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E).

Bageol

Badan Geologi Rilis Rekomendasi Terkait Gempa Yogyakarta/Esensi.tv

Daerah tersebut, lanjut Sugeng, pada umumnya tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai, dan batuan rombakan gunungapi muda, serta batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen (batupasir, batulempung, batulanau, batugamping). Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunungapi muda tersebut telah mengalami pelapukan.

Baca Juga  Taken 3: Bryan Mills Menghadapi Konspirasi Besar dalam Sekuel yang Intens

“Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi. Selain itu pada morfologi perbukitan yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi,” ujar Sugeng.

Sugeng memperkirakan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi yang terletak pada bagian atas megathrust. Sesar aktif pada zona ini pada umumnya merupakan sesar naik.

Berdasarkan data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, namun diperkirakan tidak mengakibatkan terjadinya deformasi bawah laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.

Menurut data Badan Geologi wilayah pantai selatan Provinsi DIY dan Jawa Tengah tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter.*

Email: AleLuna@esensi.tv

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral

#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life