Home » Asal-Usul Buku ‘Si Jendela Dunia’, Buku Pertama Lahir di Mesir

Asal-Usul Buku ‘Si Jendela Dunia’, Buku Pertama Lahir di Mesir

by Lala Lala
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Buku adalah jendela dunia. Julukan ini sepertinya tidak akan lekang oleh waktu. Buku adalah kumpulan atau himpunan kertas atau lembaran yang mengandung tulisan. Mereka yang suka membaca buku atau pecinta buku biasanya memiliki julukan seorang kutu buku

Dahulu kala, buku terbuat dari potongan kayu, kertas bahkan gading gajah. Kumpulan ini dihimpun atau dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan, gambar atau tempelan. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.

Sementara itu, dari sisi Bahasa Indonesia terdapat istilah kitab yang diserap dari bahasa yang memiliki arti buku dalam bahasa Indonesia. Kemudian pada penggunaan kata tersebut, kata kitab ditujukan hanya kepada sebuah teks atau tulisan yang dijilid menjadi satu. Biasanya kitab merujuk kepada jenis tulisan kuno yang mempunyai ketetapan hukum atau dengan kata lain merupakan undang-undang yang mengatur.

Istilah kitab biasanya digunakan untuk menyebut karya sastra para pujangga pada masa lampau yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah untuk mengungkapkan suatu peristiwa masa lampau seperti halnya kitab suci. Kerajaan-kerajaan di Nusantara pada masa lampau memberi kedudukan yang penting bagi para pujangga untuk menceritakan kehidupan dan kekuasaan raja-raja pada waktu itu untuk diriwayatkan dengan cara tertulis.

Menurut berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku, awalnya, buku pertama disebut-sebut lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus, yakni kertal yang cukup tebal. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan menjadi bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun kemudian membacanya berulang-ulang.

Baca Juga  Merayakan Hari Kemerdekaan Energi Sedunia 10 Juli: Mengenali Pentingnya Sumber Daya Energi

Berabad-abad kemudian di Tiongkok atau China, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan di Tiongkok yang huruf-hurufnya ditulis secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.

Buku yang terbuat dari kertas tipis baru ada setelah Tiongkok berhasil menciptakan kertas pada 200-an SM dari bahan dasar bambu yang ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Tiongkok ke Eropa pada awal abad ke-11. Di sinilah industri kertas bertambah maju. Perkembangan dan penyebaran buku mengalami revolusi terlebih dengan diciptakannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg pada abad ke-15. Kala itu kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.

Seiring perkembangan zaman, saat ini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik) yang mengandalkan perangkat seperti komputer meja, komputer jinjing, komputer tablet, telepon seluler dan lainnya, serta menggunakan perangkat lunak tertentu untuk membacanya.

 

Editor: Darma Lubis

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life