Home » Atasi Intermitensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Ini Strateginya

Atasi Intermitensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Ini Strateginya

by Junita Ariani
2 minutes read
Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) secara tersebar tidak akan menyebabkan terjadinya intermitensi pada sistem kelistrikan PT PLN (persero).

ESENSI.TV - BANDUNG

Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS secara tersebar tidak akan menyebabkan terjadinya intermitensi pada sistem kelistrikan PT PLN (persero).

Kesimpulan itu didapat setelah Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) memasang alat piranometer di 100 lokasi berbeda di Pulau Jawa. Langkah ini sekaligus dieksekusi demi meningkatkan kapasitas terpasang EBT melalui PLTS.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Dadan Kusdiana mengatakan, pihaknya telah memasang piranometer. Yaitu alat untuk mengukur radiasi di 100 tempat di Pulau Jawa.

“Ini untuk membuktikan apakah betul kalau kita pasang PLTS intermetensinya akan benar-benar berpengaruh terhadap sistem ketenagalistikan yang ada di PLN. Kesimpulannya, PLTS itu sebaiknya dipasang secara tersebar,” kata Dadan.

Sebenarnya lanjut Dadan, kesimpulan ini sebelum dipasang pun pihaknya sudah tahu.

“Tapi kita harus ada bukti,” ujar Dadan dalam keterangannya di Bandung, Minggu (17/12/2023).

Tidak Sebabkan Intermitensi

Dadan mengatakan, faktor utama intermitensi pada PLTS, sebenarnya dipengaruhi oleh faktor cuaca. Karena itu, pemasangan PLTS secara tersebar di lokasi-lokasi strategis tidak akan menyebabkan terjadi intermitensi pada sistem kelistrikan yang ada.

Baca Juga  PLN Bangun Tiga PLTS Berkapasitas 3,2 MWp di Pulau Selayar

“Kita memang harus memikirkan strategi bagaimana penempatan dan pemasangan PLTS. Kalau di satu tempat pasti akan terganggu dan kita sudah buktikan kalau dipasang 100 lokasi secara tersebar. Nggak ada itu intermentensinya karena bisa saling mengisi,” terangnya.

“Kan intermitensi itu bukan disebabkan karena mataharinya berubah-rubah, tapi karena faktor alam yang ada di atmosfer. Ada hujan, ada awan, ada segala macam,” sambung Dadan.

Keakuratan uji teknis ini menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menggenjot pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat Indonesia.

“Programnya sudah semakin baik, alatnya sudah semakin akurat. Jadi kita ini sekarang sudah masuk ke masa bahwa tidak ada lagi hal-hal yang kira-kira men-challenge untuk pemanfaatan EBT di dalam negeri,” kata dia.

“Ada kecualinya, kita tidak ingin hanya menjadi tempat investasi untuk memasang angin, memasang surya. Tapi bukan kita yang membuat alatnya dan komponennya. Ini yang sedang dicari cara yang terbaik, mana sih sebetulnya yang harus didahulukan,” tutur Dadan. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life