Lebih dari Rp100 triliun dana pemerintah untuk pembayaran klaim perawatan pasien COVID-19 telah disalurkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Dana tersebut ditujukan kepada 2.000 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia
Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, pihaknya menggunakan platform Kopra by Mandiri untuk menjalankan fungsi tersebut.
Bank Mandiri mengoptimalkan layanan tersebut sebagai solusi pembayaran secara masif, andal dengan tingkat akurasi dan keamanan transaksi yang optimal.
Pihak rumah sakit (RS) rujukan kata dia, dapat memonitor secara langsung transaksi pembayaran yang diterima. Sehingga dana yang diterima dapat dioptimalkan untuk memberikan layanan kesehatan terbaik.
“Kami harapkan dapat memberikan manfaat terbaik kepada masyarakat dan ekonomi Indonesia. Bisa selamat dan bangkit dari dampak pandemi COVID-19,” kata Panji dikutip dari antaranews.com, Selasa (3/1/2023),
Bank Mandiri, kata dia, sangat fokus mendukung pemerintah dalam penyediaan layanan Kesehatan terbaik bagi penderita COVID-19.
“Melalui pemanfaatan super platform Kopra by Mandiri,” terangnya.
Bank Mandiri juga membantu rumah sakit rujukan dalam menyediakan fasilitas percepatan pembayaran dengan tujuan menjaga likuiditas RS selama periode pandemi.
Program fasilitas percepatan pembayaran untuk Klaim COVID-19 melalui Kopra by Mandiri telah membantu lebih dari 100 RS menjaga stabilitas keuangannya di tengah pandemi.
Panji juga mengungkapkan, lebih dari 68.000 nasabah wholesale dan pelaku UMKM, termasuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan, telah memanfaatkan wholesale digital super platform Kopra by Mandiri.
Dari jumlah pengguna tersebut, Bank Mandiri mencatat volume transaksi pada Kopra by Mandiri hingga September 2022 mencapai 642 juta transaksi, dengan nilai transaksi sebesar Rp13.420 triliun.
Bank Mandiri ingin terus berkontribusi bagi Indonesia dengan layanan dan solusi keuangan yang menyeluruh.
Di masa pandemi misalnya, perseroan fokus mendukung layanan kesehatan terbaik bagi anggota masyarakat yang terdampak sehingga penyebaran virus tersebut bisa dikendalikan. *
Editor: Raja H. Napitupulu