Home » Benar Nggak Sih Gaji Ahok Rp8,3 Miliar Per Bulan? BPK Diminta Audit Aggaran Pertamina

Benar Nggak Sih Gaji Ahok Rp8,3 Miliar Per Bulan? BPK Diminta Audit Aggaran Pertamina

by Junita Ariani
1 minutes read
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) yang masih dijabat oleh Basuki Tjahja Purnama

ESENSI.TV - JAKARTA

Pertamina diminta untuk segera mengklarifikasi pemberitaan terkait gaji Komisaris Utama PT Pertamina yang mencapai Rp8,3 miliar per bulan. Tingginya gaji komisaris tersebut menjadi viral di media social dan media massa.

Dalam beberapa hari terakhir pemberitaan media massa diramaikan dengan berita Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Yang masih dijabat oleh Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Pengangkatan itu berdasarkan surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-211/MBU/07/2023 tanggal 25 Juli 2023. Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.

Dengan jabatan Komisaris Utama BUMN Migas itu, Ahok akan menerima gaji hingga Rp8,36 miliar per bulan. Jumlah ini jauh lebih dari yang Ahok terima pada tahun sebelumnya sebesar Rp34,3 miliar per tahun atau sekitar Rp2,8 miliar per bulan.

“Kalau berita ini benar, maka sungguh ironis sekali. Ini menjadi bahan ejekan publik,” kata Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto dalam keterangan pers, Kamis (3/8/2023), di Jakarta.

Baca Juga  Hadiri Perayaan Natal Oikoumene di Pontianak, Menag Bacakan Puisi

Apalagi sambung Mulyanto, Dirut Pertamina baru saja menyatakan bahwa tahun lalu (2022) Pertamina mencapai keuntungan terbesar sepanjang sejarah.

“Sesuai konstitusi, kekayaan alam yang dikuasai negara harus digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Bukan kemakmuran segelintir orang, para pengurus BUMN Migas,” ujar Mulyanto.

Karena itu Politisi dari Fraksi PKS ini berharap BUMN migas itu segera mengklarifikasi berita ini. Tidak hanya itu, ia juga minta BPK (Badan pemeriksa keuangan) RI memeriksa (audit) anggaran Pertamina.

Apakah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Jangan sampai penerimaan negara dari sumber daya alam dinikmati dan menjadi bancakan segelintir penguasa.

“Ini melukai rasa keadilan kita. Di tengah masyarakat yang kesulitan mendapatkan gas melon 3 kg bersubsidi dan harga BBM yang kembali naik,” tegas Mulyanto. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life