Home » Cermati Potensi Penularan TBC Lewat Droplet

Cermati Potensi Penularan TBC Lewat Droplet

by Agita Maheswari
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Penularan tuberkolosis (TBC) dapat terjadi pada anak yang dapat ditularkan melalui droplet atau percikan air liur, serupa dengan penularan COVID-19.\

Bakteri penyebab TBC yang dapat tersalurkan lewat droplet itu juga mudah menyebar melalui udara, mengingat ukurannya yang kecil, serupa dengan cara penularan COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

Hal itu bisa terjadi karena bakteri yang menyebabkan TBC menginfeksi tubuh secara senyap.

Terkait penularan terhadap anak, dia mengatakan potensi terjadi tidak hanya melalui kontak dekat seperti mencium bayi. Tapi, bisa terjadi ketika berada di dekat seseorang yang menderita TBC.

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Kita Jakarta Dimas Dwi Saputra menjelaskan bahwa penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru-paru, meski dapat juga berdampak kepada bagian tubuh lain.

“Ini biasanya ditularkan melalui droplet atau percik renik, percikan ludah yang ukurannya sangat kecil kira-kira di bawah lima mikron. Ukuran yang sangat kecil itu membuat mudah masuk ke dalam paru-paru kita dari saluran napas langsung masuk ke dalam organ paru kita,” ujarnya.

Baca Juga  Kemenkes Rilis Inovasi Pembiayaan untuk Pelayanan TBC

Bedanya, ktanya, kalau COVID-19 tertularnya sekarang sakitnya besok. Tapi, kalau TBC ketularannya sekarang, sakitnya bisa dua atau empat pekan lagi, bahkan sampai satu tahun.

Anak kecil yang terinfeksi TBC, jelasnya, mengindikasikan bahwa terjadi transmisi lokal bakteri tersebut. Hal itu mengingat droplet yang berisi bakteri TBC dapat menetap di udara selama minimal empat jam.

“Anak kecil kalau sampai sakit TBC dapatnya dari orang yang sakit TBC, paling sering adalah orang dewasa. Jadi, kalau ada anak sakit TBC itu amat sangat jarang menular ke anak kecil yang lain, tapi dapatnya dari orang dewasa,” kata Dimas.

Pemerintah terus mendorong eliminasi TBC dari Tanah Air. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada November 2022 menargetkan mulai awal tahun ini pemeriksaan TBC harus mencapai 60.000 kasus per bulan untuk mendukung eliminasi TBC pada 2030.

Pemeriksaan perlu ditingkatkan mengingat laju yang masih rendah. Menurut data Kemenkes, dari target 969 ribu angka insiden TBC pada 2021 baru 50-60 persen atau sekitar 500-600 ribu kasus yang ditemukan.

 

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life