Home » Ditemukan Kembali di Papua, Zaglossus Attenboroughi: Mamalia Bertelur yang Hampir Punah

Ditemukan Kembali di Papua, Zaglossus Attenboroughi: Mamalia Bertelur yang Hampir Punah

by Addinda Zen
2 minutes read
zaglossus attenboroughi papua

ESENSI.TV - JAKARTA

Spesies ekidna Zaglossus attenboroughi atau ekidna moncong panjang Sir David Attenborough terakhir terlihat pada tahun 1961. Sejak saat itu, spesies ini dikhawatirkan telah punah. Namun, peneliti dalam Ekspedisi Cycloop di Pegunungan Cycloop, Papua pada bulan Juli lalu berhasil menemukan kembali Zaglossus attenboroughi.

Pemimpin ekspedisi asal Universitas Oxford, Dr. James Kempton menyebut, penemuan spesies ini dalam keadaan hidup bagai menemukan satu cabang dari pohon kehidupan.

“Mendapatkan bukti bahwa spesies ini masih hidup itu bagaikan menemukan satu cabang dari pohon kehidupan yang mempunyai sejarah evolusi sangat panjang,” ujarnya.

Zaglossus attenboroughi merupakan binatang berkaki empat, mempunyai duri seperti landak, serta bermoncong lurus panjang. Spesies ini menjadi salah satu dari lima spesies mamalia yang bertelur (monotremes) di dunia.

Spesies Terancam Punah

International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan Zaglossus attenboroughi sebagai salah satu spesies yang terancam punah.

Tahun 1961, ahli botani Belanda, Pieter van Royen menemukan ekidna ini di dekat puncak Gunung Rara, Pegunungan Cycloop. Warga Desa Yongsu Spari di kaki gunung mengenal spesies ini sebagai hewan bernama ‘payangko’. Salah satu warga desa, Zacharias Sorondaya menyebut ia juga baru mengetahui keberadaan spesies langka ini. Sebagai informasi, ekidna merupakan sebutan untuk mamalia berduri yang bertelur.

“Saya sendiri baru tahu ada banyak spesies langka di hutan ini, saya merasa bersyukur, artinya hutan ini masih terjaga,” ujarnya.

Baca Juga  Pertamina Group Terjunkan 206 Personel Bantu Atasi Karhutla

Ekspedisi ini menjelajahi sisi hutan yang sangat jarang dirambah manusia. Peneliti menjelajah kawasan hutan adat milik beberapa suku yang tinggal di kaki gunung. Sejumlah kawasan ini merupakan tempat suci yang tidak boleh dimasuki orang asing.

Pegunungan Cycloop sendiri terletak di barat ibu kota Papua, Jayapura. Pegunungan ini membentang dari barat ke timur dan membatasi Danau Sentani dengan Samudera Pasifik.

Dikutip dari BBC, selama 62 tahun terakhir, keberadaan ekidna hanya dibuktikan melalui satu spesimen yang diawetkan di Naturalis Biodiversity Centre, Leiden, Belanda.

Penemuan kembali Zaglossus attenboroughi di Papua ini berkat pemasangan 80 kamera di sekitar Pegunungan Cycloop. James Kempton menjelaskan, Zaglossus attenboroughi yang tertangkap kamera sudah sesuai dengan deskripsi ciri-ciri spesies tersebut. Spesies ini adalah yang paling kecil di antara ekidna lainnya.

“Penemuan ini berarti bahwa populasi spesies ini terjaga sejak terakhir terlihat di 1961. Jadi ini adalah kabar baik. Saya menduga populasinya masih ada lebih banyak lagi, meskipun tidak terlalu banyak karena mereka hanya hidup di pegunungan ini,” jelas James.

Pencarian Zaglossus attenboroughi telah dilakukan sejak 2007 tanpa hasil yang memuaskan.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life